Fandy Aditya
Selamat hari natal buat teman-teman yang merayakan. Natal selalu menjadi hari yang, bahagia juga buat aku. Walaupun aku tidak merayakan natal, tapi aku selalu merasa, sampai umur sekarang, pada 25 Desember, aku harus melakukan sesuatu yang spesial, ikut “merayakan”.
Mungkin karena tanggal 25 Desember itu dulu identik dengan libur. Akhir desember means liburan sekolah semester 1. Liburan + ditambah ada perayaan jadinya aku juga menganggap itu spesial. Disamping itu dulu aku SD juga karena sekolah di SD Katolik, ya jadinya aku dapet vibes natal.
Hari sabtu aku ke rumah kucing. Kucingnya banyak, dan hampir semua friendly. Gede-gede, sehat-sehat, bulu banyak. Aku gak pernah punya hewan peliharaan, anjing, kucing, dll gak pernah. Gak pernah juga berinteraksi secara intense, dan gak pernah juga searching-searching sengaja untuk mencari pet lucu-lucu di sosial media. Jadi aku tau, tapi cuma surfacenya, ya let say 20%. Ketika kesana, aku suka, pingin lagi. Berdasarkan pengalaman disana dan info dan konfirmasi dari mbak pacar pecinta kucing, ada hal baru yang kudapatkan:
Lagi-lagi aku berada di kondisi paralyze karena kerjaan banyak. Bukannya di kerjain tapi malah males untuk start karena merasa aahh banyak banget. Aku kadang lupa kalau, kalau gak dikerjain ya mana bakalan selesai. Dan aku juga kadang lupa kalau, most of the time “banyak” yang kita pikirkan ini cuma ilusi saja.
Kebanyakan kerjaan itu tidak linear tapi eksponensial. Ketika ada kerjaan A-Z, kita bisa menyelesaikan kerjaan A itu let say 1 hari.
Kemarin Argentina jadi champion FIFA World Cup 2022. Dan yang paling iconic dan memang yang paling dinanti-nantikan. Messi akhirnya dia bisa menyabet semua trophy yang ada di dunia persepabolaan di dunia. Semua senang, aku rasa. “Messi sudah menamatkan sepak bola” katanya.
Aku memang nge-root ke Argentina, ketika dia sudah mulai masuk ke seperempat final, well lebih tepatnya setelah Portugal ter-eliminasi. 2 Goat sepak bola di eraku, Christiano Ronaldo dan Lionnel Messi, ini penampilan terakhir mereka di FIFA World Cup jadi boleh lah kasi mereka menang salah satu, gitu pikirku.
Aku lagi ngoprek-ngoprek notion. Mau coba full capabilitynya dia hingga bisa buat jadi aplikasi yang berguna.
Notion, yang awalnya adalah note taking apps, sekarang sudah dijadikan no code tools oleh orang-orang. Karena kapabilitas notion yang satu ini: Database. Database adalah aplikasi. Dimana ada tools yang potensial bisa dijadikan database, itu akan dimanfaatkan oleh banyak orang dijadikan no code tools. Database lah yang meng-enable segala macam aplikasi dan web apps kita yang keren-keren ini.
01.30 dari jam 23:00 aku ngoprek-ngoprek sampai sekarang. Ini mungkin bisa dibilang jam ngoprek ku terlama, setelah sekian lama. Tanpa sosmed, tanpa youtube, tanpa lagu, pure ngoprek, riset, thinking.
Tentu saja ada motivasinya. Dan mungkin itu yang bisa buat window of time ini bisa ngoprek lumayan lama ini. Jadi inget waktu proyekan waktu kuliah, mungkin itu yang bikin bisa proyekan waktu kuliah di tengah jadwal yang super sibuk. Ada motivasi.
Dua hari lalu aku mampir ke circle k deket sekolah SMA ku dulu. Sambil nunggu waktu, ada murid SMA juga lagi duduk, dan akhirnya aku ajak ngobrol. Masih kelas 10, dan sekarang bulan desember berarti sudah diujung semester 1. Aku nanya beberapa pertanyaan.
Kayak gimana sekarang sekolah, sudah full offline? Siapa kepala sekolahnya? Dimana olahraga, lapangan sebelah udah jadi pasar lol? Gak ada sekolah sore lagi? SPP Berapa? Pulang sekolah jam berapa?
Aku pernah subscribe audiobook sumarize service gitu. Yang aku ingat aku sempat buka konten untuk buku rich dad poor dad, dan rework. Aku tau dua buku ini buku bagus, tapi aku belum pernah baca. Aku dengerin, tiap pagi. Mungkin ada 10 section, masing-masing berisi 1-2 menit konten yang isinya daging-daging dari setiap bab, atau bahkan kelompok bab. Dan sekarang, aku udah gak inget apa aja summary dari 2 buku itu.
Biasanya diatas jam 10 malam aku punya waktu luang sampai ngantuk. Jam 12-1an, berarti 2-3 jam ada waktu luang. Yang aku sempatkan untuk membaca buku. Atau baca-baca sesuatu di internet lah, nyobain-nyobain apps atau tools di internet, atau ngoding sesuatu ngoprek-ngoprek. Tapi seminggu kemarin, sesi jam segitu kayak pluff hilang begitu saja. Aku gak inget ngapain.
Ketika ada momen gak inget gini, aku tau penyebabnya adalah: aku main sosmed. Aku yakin kemarin itu aku cuma scroll tiktok sampe 3 jam.
Baru baru aja kejadian ini, karena aku sok-sokan tidak mau mengatur lingkungan supaya aku bisa melakukan sesuatu yang baik dilakukan, tidak melakukan yang harusnya tidak dilakukan, dan akhirnya tidak bisa melakukannya karena hanya bergantung pada willpower yang sangat fluktuatif karena terpengaruh kondisi pikiran, badan dan mental yang berbeda dan tidak seperti biasanya.
Lingkungan always win. Yang ngalahin kita tidak mau men-set environment supaya preventing tingkah laku yang tidak kita inginkan itu cuma ego kita.
Ketika obrolan itu penting. Penting dalam artian keluaran dari obrolan itu bisa menentukan keputusan yang irreversible. Semakin penting isi obrolan, semakin wajib untuk bertemu. Karena obrolan itu tidak cuma verbal, tapi ada juga yang non verbal yang gak kalah penting daripada verbal. Raut wajah, suara, gerak gerik, itu lebih banyak daripada ucapannya saja. Makanya kalau obrolan itu penting, perhatikan juga itu. Cara untuk memperhatikan? Ya bertemu.
Tapi banyak juga ketika suatu obrolan, yang dimana obrolan tersebut tidak bisa anggotanya mengutarakan secara bebas, pertemuan itu kurang baik.
Suatu kepercayaan, pemikiran dan ideology yang kamu percaya, sudah kamu serap, sering dilakukan yang akhirnya itu adalah sesuatu yang nempel banget sama kamu. Budi terpintar biologi, Didit paling kanan, Bob si paling tau kpoperz. Itu identitas. Identitas itu bisa sesuatu yang ingin orang lain kenal ke kita juga.
Memiliki identitas itu bagus. Pertama, itu akan bisa menjadi boundary yang bisa menangkis segala yang bertentangan dan mendekatkan yang sesuai. Kedua identitas itu bisa memberikan kita otoritas terhadap suatu hal, yang itu bisa menguntungkan kita di kehidupan bermasyarakat.
Kamu lagi di jalan naik mobil, tiba-tiba dari belakang mobil mu di tabrak. Kamu minggir, dia juga minggir. Kamu lihat penyoknya, tapi tiba-tiba orang itu udah bacot sambil mata melotot nunjuk-nunjuk kamu, nyalahin kamu sambil bilang, gak bisa nyetir, ngerem mendadak dan kata-kata kasar lainnya. Padahal kamu nyetir normal seperti biasa, mengikuti rambu-rambu lalu lintas. Pertanyaannya, kapan kita bisa mukul orang bacot ini?
Itu selalu terlintas di pikiranku, ketika sedang berada di konfrontasi dengan orang asing.
Dari kemarin aku ngoprek-ngoprek terus. Blog notion yang belum berhasil dibikin gratis. Dan chat open ai yang mind blowing. Gak sadar udah malem aja. Udah lama banget gak ngoprek niat gini. Buku jadi gak tersentuh atau baca-baca thread twitter dan atau artikel-artilek lagi 2 hari kemarin. Chat Open AI ini aku udah nemu usecase untuk mengenhance kerjaanku. Udah nyoba, tapi AI ini sering banget ngeresponse bullshit. Terkesan bener, tapi setelah di test ternyata salah, tapi responsenya pede bener.
Maunya aku tulis ini ketika sudah berhasil mendeploy website barunya. Tapi sepertinya itu butuh beberapa hari lagi. Malem ini aku coba deploy website fandyaditya ini pakai solusi open source. Karena keluar ongkos aku cari solusi yang gratis. Searching singkat di github udah ketemu, ada beberapa pilihan, dan aku pilih yang masih update dan stars nya banyak.
Sudah berhasil, config gampang, deploy gampang. Tapi setelah running, ternyata ada issue. Update data dari notion tidak serta merta ke update ke websitenya.