Fandy Aditya
Kita semua pake topeng. Mengutarakan dan mengekspresikan sesuatu yang sebenarnya dalam hati kita tidak inginkan. Dikasi hadiah tapi gak suka, tapi tetep meresponse excited karena kasian udah dikasi. Ngerengek manja-manja nangis pingin sesuatu biar dibeliin. Dari kecil kita sudah melakukan itu.
Hampir 60% komunikasi itu non verbal. Dari contoh diatas aku yakin kalian sudah familiar. Berdasarkan banyak. Ada yang dari tone nya, ada yang dari raut wajah, ada dari gerakan tangannya.
Mungkin sekitar sebulan lalu pergelangan kiriku tergilir.
Badan Rapuh
Selain sekarang udah sangat membaik, dari hari pertama gak bisa dipakae ngapa-ngapain bahkan rebahan aja sakit, sekarang udah sanga-sangat membaik. Tapi belum balik normal. Masih ada gerakan aktivitas sehari-hari, yang belum bisa dilakukan karena itu menyebabkan sakit, sebenarnya bisa di endure tapi aku gak mau karena takutnya itu memperlambat recovery, atau the worst case, itu bisa membuat permanent damage. Kalau berdasarkan fisioterapi waktu bulan lalu, recovery akan makan waktu satu minggu, sekarang udah satu bulan dan belum 100%, berarti asumsiku ada yang miss dari prediksinya.
Keuntungan pemula. Ada istilahnya karena memang ini sebuah fenomena. Tapi kenapa begineer’s luck ini bisa terjadi di banyak orang?
Aku belum nemu penjelasan logisnya. Kalau aku tarik dari pengetahuanku tentang “hoki” dan kebetulan lainnya, seorang pemula bisa hoki, karena dia tidak terlalu ambis. Disisi lain dia juga start dari 0, jadi misal dalam skala 0-100. Bisa dapet 10 aja, dari 0, itu udah sesuatu yang besar buat dia. Dibandingkan dengan orang yang sudah lama berkecimpung, cuma dapet 10 mah ecek-ecek.
Kita semua rasis Tags: Free Write Date: November 15, 2022
Topik dan judul sebenarnya biar seirama aja sama tulisan sebelumnya hahaha
Kita semua narsis
Kita semua rasis. Aku percaya itu, tapi tentu saja kadarnya saja berbeda. Dilahirkan di lingkungan yang homogen. Kalau ada orang yang beda, diomongin, dirasisin. Lalu setelah beranjak dewasa ke dunia luar dengan lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan waktu berkembang. Bingung, merasa aneh, apalagi kalau kita menjadi minoritas disana.
Istilah narsis yang kita tau adalah orang yang di sosial media suka mengupload foto dirinya, menceritakan tentang dirinya dan apa yang dia punya demi mendapatkan perhatian atau atensi.
Tapi kalau aku bilang kita itu semua narsis gimana?
Self love, kita mencintai diri kita yang kayak gini. Bukannya narsis juga mencintai dirinya sendiri? Dimana bedanya? Bedanya di kadarnya self lovenya.
Self love level rendah apabila kita mencintai diri kita, tapi kita tetap butuh validasi dari luar supaya tidak ragu.
Walaupaun pada tahun ini aku bangga atas mayoritas yang aku lakukan dan aku dapatkan, tapi ada satu hal yang tidak ku banggakan: Kebiasaan tidur. Dari tahun lalu, aku masih tidak memperbaiki kebiasaan tidurku. Bukan tidak bisa, tapi memang aku tidak memberikan energi untuk itu. Dan sekarang, beberapa minggu kemarin makin parah. Tidur 5-6 jam. Jam 2 pagi baru tidur, melakukan aktivitas yang tidak necessary dilakukan dimalam hari. Harusnya waktu pagi atau siang juga bisa dilakukan itu.
Tiga hari lalu, FTX. Centralized exchange kedua terbesar di dunia dalam proses kebangkrutan. Gak ada angin, gak ada hujan. Cuma beberapa jam aja, langsung bikin this money maker bangkrut. Gak ada isu-isu jelek apa-apa. Bener.
Yang makin lebih kasus ini bener-bener mind blown adalah founder FTX. Sam Bankman Friend (SBF). Orang yang digadang-gadang sebagai tokoh anak muda jenius. Yang berusaha memasukan crypto ke pemerintahan supaya diterima baik. Narasinya sebagai orang terkaya termuda yang pernah ada.
Kemarin aku parkir judul ini karena ada sesuatu yang terlintas. Tapi sekarang udah lupa! dang. Tulisan tidak bakalan sesuai dengan apa yang aku pikirkan kemarin, tapi tulis aja deh.
Bukan kamu pasarnya. Aku mungkin beberapa bulan lalu ngeliat ada orang yang ngestate ini. “Berarti bukan kamu pasarnya” di twitter. Banyak yang ngerecokin kayak sok dan lain-lain, tapi sebenarnya kalau kita coba masuk lebih dalam sebenarnya kalimat ini sering bener.
Ketika ada sesuatu yang digunakan banyak orang, tapi kita tidak merasakan sesuatu tersebut berguna untuk kita atau tidak men-spark joy buat kita kata mary kondo, berarti sangat wajar dong kalau kita simpulkan bahwa sesuatu tersebut dibuat bukan untuk kita.
Udah parkir dari jauh-jauh hari gak di tulisin juga haha, ntar dulu deh
Kita sering tertipu oleh penampilan. Bukan. Bukan tertipu yang seperti kalian kira. Bukan kasus orang ngephotohsop dirinya sebagai akpol atau akmil. Atau orang yang ngaku-ngaku jadi akpol/akmil, custom sendiri baju dinas. Dan akhirnya berhasil menikahi dokter, yang akhirnya ketahuan dan akhirnya bonyok di gebugin warga.
Setiap aku ingat kasus ini. Coba kalian pikir baik-baik dah. Masa ada nih. Masa ada, dokter, bidan, bisa ketipu sama hal yang kayak gitu? Sejago apa sih pelakunya sampai dia bisa menipu orang yang sekolah tinggi belajar mati-matian demi gelar yang susah payah didapatkan?
Irasional atau tidak rasional. Coba kita ke pengertian rasional dulu. Berpikir dan bertindak yang reasoningnya berdasarkan logika dan fakta ril. Irasional, berpikir dan bertindak tidak berdasarkan itu.
Irasional akan selalu mendominasi di manusia. Karena kita memiliki satu faktor terbesar penyebab irasional: perasaan. Ketika perasaan terlibat dalam suatu tindakan dan pikiran, most of the time kita tidak akan rasional.
Banyak hal yang apabila dilandaskan ketidakrasionalan, akan lebih menyebabkan kerugian. Tapi disisi lain “kerugian” ini tidak kita rasakan karena kita lagi dalam ketidakrasionalan.
TLDR: Pilih-pilih untuk berkonflik, dan hindari sisanya. Sebagai orang yang cinta damai, dulu aku sangat menghindari konflik. Sebisa mungkin masalah diselesaikan tanpa harus terjun ke konflik. Kalau bisa ngalah, ngalah. Yang aku pikir dulu itu baik, ternyata ada drawbacknya.
Terkadang konflik itu mesti dilakukan karena seringkali sesuatu yang dikonflikan itu sesuatu yang bikin merugikan kita secara materil ataupun harga diri. Semakin sering menghindari konflik secara tidak sadar kita akan selalu kabur apabila sesuatu sudah mulai menyusahkan, memanas.
Semenjak fall of UST, aku sudah tidak begitu mantengin perkembangan kripto. NFT, Defi, Web 3, dan turunan turunan dari blockchain. Udah 95% tidak ngikutin. Influencer yang ku follow, yang ku subscribe juga udah gak pernah ku consume contentnya. Cuma sisa 1 aja, newsletternya masih aku baca setiap minggu. Supaya tetap update aja.
Waktu tulisan ini ditulis, Bitcoin lagi di harga $20k. Turun 68% dari ATH nya. Yang lain, tentu saja lebih turun-turun lagi.
Melanjutkan dari post ini
Novel, Dune dan buku selanjutnya
Akhirnya kemarin aku beli buku. 2. The alchemist dan the Law of Human Nature. Sudah baca buku pertama. Buku pertama itu buku compact, besarnya cuma setelapak tangan orang dewasa, serta halamannya kurang dari 200. So far, buku ini menarik.
Kayaknya kalau udah habis, aku mau baca buku-buku yang modelan kayak ini. Sirkulasi konsumsi-beli buku bisa lebih cepat sehingga bisa mengejar ketinggalan dari banyaknya buku fantasy yang penuh wisdom klasik yang belum tersentuh.
Aku udah riset-riset, nyoba-nyobain buat AI untuk nge-generate gambar dari text. Tadi akhirnya aku jadikan website: Prompt Begineer Isinya database dari keyword, dan sample resultnya yang kira-kira akan didapatkan ketika di translate oleh AI. Kenapa aku bikin ini? Tujuannya sebenarnya supaya aku bisa tinggal cari keyword apa yang aku butuhin, inginkan untuk membuat prompt yang menghasilkan result yang aku inginkan berdasarkan samplenya.
Aku bikin bot buat ngegenerate gambarnya. Bot simple untuk ambil keyword di file txt > masukin ke prompt template > generate > upload ke notion.