Fandy Aditya
Sebenarnya tidak ada cara pakem untuk menggunakan social media. Tapi sesusai yang kita tau, social media banyak memberikan dampak negatif dan positif secara bersamaan. Jadi mari kita coba untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif ke diri kita.
Pertama. Social media memang dibikin agar kita para user berlama-lama berada di platform mereka. Dengan menggunakan segala teknik terkini, recommendation system yang sudah sangat di enhance akan beneran membuat kita betah di sana.
Sebelum lanjut, ini beberapa tulisan yang related tentang per-side project-an.
Beli iPad supaya belajar digital drawing: Free Write 5 Minutes: Belanja Karena Gabut
Lanjutannya, akhirnya tidak jadi: About my Ipad…
Ide side project Mei, bilang liat resultnya 3 bulan lagi: Side Project
Dan kalian tau lanjutannya kayak gimana. Berakhir sama.
Aku bahkan lupa side project yang aku maksud waktu nulis itu yang gimana. Terlalu banyak ide, terlalu sedikit implementasi.
Kalau kamu ingin memiliki power atas orang lain, kamu bisa coba untuk mencoba “say less”.
Sengaja memberikan informasi setengah-setengah agar lawan salah mengambil kesimpulan. Kesalahan mereka adalah keuntungan kita, kita jadi beberapa langkah di depan.
Sangat manipulatif terdengarnya, tapi sebenarnya ini teknik yang sangat umum. Sering kita jumpai sehari-hari. Contoh:
Ketika presentasi, kita batasi informasi yang tampil. Sehingga informasi itu bisa menggiring pertanyaan ke para audience, yang jawabannya sebenarnya sudah kita siapkan.
Kita memang sering merasa tidak membutuhkan orang lain atau pihak ketiga ketika kita sedang berada dalam masalah. Tapi pandangan orang lain itu sering kali sangat penting. Kenapa pandangan orang lain itu penting?
Karena orang lain itu melihat sesuatu, dari persepektif yang berbeda. Berbeda dari kita, lawan komunikasi dan tim. Pihak ketiga juga netral. Tidak ada bias karena perasaan atau emosi yang sering tercampur di suatu kelompok atau hubungan. Oleh karena itu pihak ketiga bisa memberikan reasoning yang lebih baik.
Banyak buku tentang produktivitas, membangun bisnis, menjadi efisien, menjadi pekerja handal aku baca. Banyak para twitter influencer yang bergerak di bidang yang sama aku follow. Tiap hari aku baca artikel 2000-4000 kata yang berkaitan tentang self-development, making money online, dan kawan-kawannya.
Beberapa ada yang sudah aku implementasi, walaupun semuanya gagal, dan yang paling sering hilang semangat ditengah jalan.
Setiap hari, setiap malam aku selalu memikirkan, besok ngapain, besok ngapain. Memikirkan masa depan mau kayak gimana.
Memiliki semangat juang itu penting. Karena dengan semangat juang, kita sudah menang setengah dari pertarungan. Sudah jalan setengah dari perjalanan. Di momen kita tidak memiliki semangat juang, di momen kita merasa tidak bisa, di momen kita merasa kalah, kita akan beneran tidak bisa, beneran kalah.
Semangat juang itu driving force kita untuk tetap melangkah di tengah badai, di tengah ketidakpastian, di tengah ketidakuntungan. Semangat juang adalah faktor yang membuat sebuah kesempatan kecil menjadi benar-benar bisa terealisasi.
Kapan hari temenku cerita, kalau dia keterima part-time di Tech Company Eropa, remote working, dibayar 30€ perjam. Temenku cerita juga bahwa, interview di luar negeri, di tech industry selama dia nyoba, lebih mudah daripada interview tech company di Indonesia. Aku langsung fomo. Apa aku juga cari part time ya?
Sebenarnya aku juga beberapa bulan lalu udah iseng-iseng searching-searching part-time yang sesuai dengan skill yang aku sedang tekuni ini. Tapi aku gak pernah sampai apply.
Bjorka. Hacker yang lagi rame dibahas karena dia ngehack-ngehack dan mencuri data dari instansi di Indonesia. Yang paling menghebohkan adalah data presiden dan data menteri juga ikut di hack, dan ikut disebarluaskan. Aku nonton tiktok ada orang-orang yang mensave nomor menteri dan dinamain aneh-aneh di get contact karena mereka kesel.
Banyak yang pro juga ke Bjorka, banyak juga yang berspekulasi kalau Bjorka ini pengalihan isu atas isu-isu yang lebih penting kayak kasus Sambo atau kenaikan BBM.
Ketika kita tau kita tidak bisa, usahakan untuk selalu berjuang semampu dan sekuat tenaga kita. Walaupun kita tau resultnya tidak baik, setidaknya dengan berusaha sekuat tenaga, ada satu hal yang bisa kita hindari: Penyesalan.
Kita tidak mau kecewa dikemudian hari. Cukup tanamkan itu ketika kita berada dalam suatu tugas yang sulit karena kemampuan kita belum bisa untuk menyelesaikan itu, cara selanjutnya: Berjuang sekuat tenaga.
Karena rasa penyesalan ini bisa sangat menahan kita untuk bergerak maju.
Ketika kapan kamu merasa orang dewasa yang ada di sekitar mu, bapak ibumu, guru di sekolah, bibimu, om mu atau bapak tetanggamu, mereka itu cuma manusia biasa? Aku ada cerita.
SMP kelas 2, hari minggu sepulang aku dari rutinitas main ke game-net. Paket 10rb 4 jam, dari jam 10 pagi, sampai jam 2 siang. Mengendarai motor ibuku, honda karisma hitam. Aku merasakan ada sesuatu yang jatuh di kantung celanaku. Dompetku jatuh, dompetku hilang.
Sakit hati, gak suka, marah, dendam. Itu semua jadi satu ke kebencian. Kebencian adalah perasaan negatif yang paling kuat, kompilasi dari beberapa.
Of course as a person aku pernah membenci. Tapi aku tidak pernah memendam kebencian itu terlalu lama. Aku udah gak benci sama senior kampusku tukang marah-marah waktu ospek. Aku udah gak benci sama guru SMA ku yang marahin aku tanpa alasan yang jeals. Aku udah gak benci sama temen lama yang akhirnya musuhan.
Kadang kita bilang orang begok itu karena dia tidak tau. Padahal orang begok itu kalau kalian sadari adalah orang yang baru tau sedikit.
Pengetahuan dia yang sedikit atas suatu hal membuat dia menjadi arogan, dan akhirnya mengimplementasi berdasarkan pengetahuannya dia yang sedikit itu. Yang akhirnya kita tau, implementasinya gagal, gagal lagi, dan akhirnya terus menuju ke konklusi yang tidak dia siapkan.
Orang yang tidak tau, dia gak bakal mengimplementasikan sesuatu yang dia tidak tau.
Dalam kurun 2022, aku udah 3x migrasi system. 3x ganti OS, 3x membutuhkan install ulang, dari macOS, ke windows, dari windows ke ubuntu. Ada perasaan pulang ke rumah dan freedom ketika kembali lagi menggunakan ubuntu.
Ada beberapa hal yang aku sadari ketika aku sudah melakukan migrasi ini:
Makan waktu. Aku bisa berjam-jam untuk dimulai dari download OS nya, bikin bootable usb terus install OS nya, terus baru install install program program yang aku butuhkan buat kerja.
Tidak ada yang spesial. Aku sudah mencoba membuat itu spesial, tapi as rule of thumb, yang simple itu akan menjadi lebih baik. Tapi untuk mendapatkan yang simple ini menurutku memang harus mencoba-coba.
Work system disini aku akan bahas cakupannya yang luas, enggak cuma kerjaan ku dikantor, tapi juga note taking, dokumentasi dll.
Kita mulai dari sejarah dulu.
Tahun 2018, aku lagi ngerjain Tugas Akhir. Temenku jualan buku notebook kecil, cuma segenggam tangan.
Stabble diffusion ini 3 AI Text to image yang populer. Saudaranya DALL - E dan Midjourney yang mesti bayar. Stable diffusion ini open source, kalian bisa install di laptop kalian dan gunakan sendiri seenak jidat. Aku entah kenapa di twitter lagi banyak yang pada nyobain stable diffusion ini. Dan dari sekian banyak itu, aku udah bisa memperkirakan the possibility dari kegunaan stable diffusion sebagai enhancement dari workflow yang udah ada, atau bahkan membangung bisnis baru dengan ini.