avatar

Fandy Aditya

Bawa Diri

Sebutlah orang lagi di bar, memang agak-agak selengean. Ngajakin ngobrol tapi dengan nada keras dan nantang-nantangin di bar yang semua orang pada mabuk. Pamer kekayaan ke orang-orang, dan bikin orang kesel. Sangat besar dia bisa digebukin atau mungkin bisa kehilangan nyawa. Kita harus bisa membawa diri. Bukan berarti kita deserve untuk menjadi korban kejahatan karena kita tidak bisa membawa diri dengan benar. Gak ada yang pantas untuk menjadi korban kriminal. Tapi kita bisa mengurangi chance kita atas tindak kriminal yang terjadi dengan membawa diri dengan benar.

Pamrih

Kalau kamu ingin membantu orang jangan pamrih. Kalau kamu ingin minta bantuan dari orang, anggap bahwa orang itu pamrih. Kita sering dikasi tau bahwa ikhlaslah tanpa pamrih ketika melakukan sesuatu. Tapi dari sini muncul mindset orang lain akan melakukan hal yang sama. Mayoritas tidak. Kalau kamu dulu pernah membantu seseorang. Lalu sekarang kamu yang butuh bantuannya dia. Kamu bilang “Kan dulu kamu sudah aku bantu, jadi sekarang bantu aku lah”. Konteks itu, dengan kata-kata dan gesture yang sangat ramah sekalipun, orang itu bakal jadi males.

Tampak Badan > Berat Badan

Orang-orang masih sering menggunakan angka di timbangan sebagai goals. Ketika dia mau membuat badan lebih berisi, atau ingin mengecilkan badan. Padahal tampak badan itu bisa saja tidak berbanding lurus dengan angka di timbangan. Ada standar angka di timbangan yang kalau tingginya segini, maka berat idealnya adalah segini. Aku enggak tau itu diambil darimana, yang jelas itu sangat di-simplified. Kita melupakan adanya massa otot. Mungkin karena rata-rata orang tidak melatih otot , makanya itu bisa jadi valid untuk mayoritas.

Sebulan Lagi Writenneversary

Writenneversary, is that even a word? hahaha 22 September aku start untuk membangun habit menulisku. Dan sekarang kurang dari sebulan lagi, aku sudah menulis setiap hari dalam setahun. Dengan ketepatan 99%. Nanti ditulisan ke seratus bakal aku detailin statisticsnya. Aku udah tidak kesulitan untuk nulis. Tapi di momen dimana aku berpikir menulis untuk orang lain, aku akan kesulitan menulis. Aku mesti mikir kembali bahwa aku nulis untuk diriku sendiri, apapun bisa aku jadikan tulisan.

Nostalgia Wisuda

Kemarin aku ikut nganter adiku Wisuda di jogja. Di Atmajaya. Sudah 4 tahun lalu kira-kira aku semenjak wisuda. Ngeliat keramaian kemarin, aku jadi kangen. Men kangen kuliah. Ngeliat anak kampus, duduk di tangga, sepatu setengah diinjek. Vans old skool, dekil, flannel dilipet sedikit lengannya kayak abang becak, nungguin dosen, nungguin orang yang diwisuda, kakak tingkatnya, temennya. Ahh sangat-sangat nostalgia. Aku inget betul momenku waktu wisuda 4 tahun lalu. Tidak akan pernah dilupakan.

The Problem With Social Truth

Problemnya adalah truth akan lebih sering berubah daripada material fact. Karena social truth = mayoritas, dan mayoritas bisa saja berubah tergantung kondisi masyarakat, karena adanya dampak yang bisa berpengaruh secara global. Social truth itu relatif. Ketika di sekililing kita semua menggunakan barang yang mahal-mahal, social truth tentang orang “kaya” akan berubah lagi, perlu barang yang super mahal lagi supaya bisa dibilang kaya. Disisi lain, ada sekolompok orang yang hanya menggunakan pakaian sederhana, sendalan, celana pendekan, tapi social truth malah menjudge dia yang paling kaya diantara yang lain (Counter signal).

Argument via Action > Words

Kalian pernah berada didalam argument? Kalau kalian tidak jago berargumen dengan kata-kata, argumen lah dengan aksi. Even kalau kalian jago berargumen dengan kata-kata, sejatinya kata-kata itu tidak berarti apa-apa. Ketika kalian menang argumen dan orang tersebut menjadi berubah pikiran, sangat mungkin dia bakal kembali lagi ke pandangan yang sebelumnya di kemudian hari kan? Sangat sering terjadi. Jadi berikan aksi. Kalau kalian merasa sudah useless untuk berargumen dengan kata-kata buktikan dengan aksi.

Fruit of other’s labor

Mengambil kredit atas kerjaan orang lain. Sering terjadi. Yang paling populer, reposter. Tahun 2010-an, cukup dengan menambahkan background hitam, terus nambah text di atas dan bawah konten dengan tulisan “I can’t believe this happen”, atau “Watch till the end”, itu bisa mendatangkan traffic hampir sebesar dengan konten originalnya. Jaman sekarang (di tiktok, reels, shorts). Dengan menambahkan background “Aesthetic” dan Lagu Sedih (Netizen bilangnya gitu), atau gak dikasi opening “Amadiketu”, konten viral itu bisa saja menjadi lebih viral ketika di repost oleh orang.

Confirmation Bias dan Debat

Ketika aku membaca buku atau artikel ada satu hal yang aku sadari. Ketika aku menentukan tujuan membacaku, aku tidak akan mendapatkan real informasi dari sumber itu, melainkan informasi yang mendukung goalsku aja. Misal ketika aku membaca sebuah sub-bab di buku, aku mikir “Wah, ini bisa ni aku jadiin tulisan baru di blog”. Isi dari sub-bab itu tidak akan masuk sepenuhnya di aku, cuma beberapa aja yang “relate” dengan tulisan yang mau aku tulis di blog.

Financial Journey

Bapakku tadi tiba-tiba ke kamar bilang: “de mau beli rumah? Udah kayak nawarin nge grabfood. Darisana terus merembet ke finansial journey. Intinya bapak ibuku ngutang untuk memenuhi tujuan finansial keluarga. Aku tidak akan masuk ke detail, tapi ada beberapa kesimpulan yang aku dapatkan: Ngutang jangan untuk tujuan konsumtif. Mostly bapakku ngutang untuk beli rumah dan pendidikan anak. Rumah termasuk juga renovasi rumah. Kalau pendidikan juga include biaya merantau dan hidup anak-anaknya.

Mystery

SMP, atau awal SMA. Saat internet sudah mudah didapatkan (waktu itu masih pakai modem sih) aku suka banget baca tentang konsiprasi dan misteri. Blog langgananku Engima blogspot. Penulis indonesia yang isinya tentang case-case misteri yang sudah maupun belum terpecahkan jaman dulu. Aku masih ingat: The Black Dahlia Murder, Babushka Lady, Jack the ripper, Area 51, Ufo, Crop circle, Yeti, Bigfoot, Lochness disana ada semua. Mungkin itu pengalaman pertama membacaku yang paling aku niat.

Kerja Malam

Sekarang aku lagi kerja. Ngerjain kerjaan yang besok, aku kerjain malem ini. Kenapa aku kerjain karena melihat kebiasaan yang biasanya aku setiap pagi tidak langsung kerja. Tapi olahraga dan melakukan hal lain. Disisi lain rekan kantor pagi sudah kontak untuk nanya kerjaan. Jadi supaya kegiatanku tetap jalan, tapi tidak mengganggu tim, aku kerjain malem aja. Night owl. Aku udah sempat nulis disini: Night Owl Beberapa minggu kebelakang aku suka bingung waktu malem.

Di Pinggir jalan

Aku lagi melipir di pinggir jalan. Sambil nunggu waktu, dan batre laptop lagi 20%, jadi aku mau nulis cepat aja. Aku jadi inget dulu aku suka nongkrong di pinggir jalan. Waktu SMA, setiap malam kalau pingin keluar karena pingin aja aku bakal ke CK deket rumah dipinggir jalan raya. Itu udah kayak hidden gem, karena CK-nya kecil, dan ada bangku satu menghadap ke jalan raya. Aku bakal beli Green Sands, atau Tebs sambil sruput dikit-dikit dan memandangi jalan raya.

Friends And Currency

Beberapa tahun lalu aku baca cerita di reddit. Dia anonymus, bercerita dia itu adalah top 0.1% keluarga terkaya di china lah. Kayaknya sih anaknya yang punya Huawei. Dia kuliah kayak anak biasa, menghumblekan diri. Apartemen joinan 2 orang. Tapi dia merasa sedih karena melihat temennya nyari uang buat biaya kuliah jadinya malah kuliahnya sampai terbengkalai. Jadi dia berinisiatif buat bantu. Akhirnya bantu-bantu. Temennya ujung-ujungnya malah terus minta duit, dan yang terakhir akhirnya ngelunjak, tapi si dia enggak ngasi.

Addiction Recovery Symptom

Aku inget aku nonton video di youtube yang dia experiment untuk tidak minum kopi selama 30 hari. Videonya MAtt D’Avella kalau gak salah. Dia, sebagai pencinta kopi yang sehari bisa 3x, experiment untuk stop minum kopi selama 30 hari. Resultnya walaupun dia sukses dalam 30 hari bener-bener tidak minum kopi, tapi selama menjalankannya dia benar-benar tersiksa. Setelah 30 hari pada akhirnya dia tetap ingin melanjutkan minum kopi. Karena menurut dia, dengan tidak minum kopi, daya fokus, kreativitas dan kesenangan dia itu jadi berkurang.