avatar

Fandy Aditya

77

Dirgahayu ke-77 Indonesiaku. Aku udah lama tidak merasakan suasana 17-an. Terakhir mungkin waktu SMA kali, karena ada serangkaian acara 17-an yang bikin event ini tu jadi teringat. Semoga di tahun kemerdekaan yang genap 77 tahun ini, indonesia semakin maju. Doa yang sangat klise, tapi yaa sebenarnya itu aja doaku. Tapi kepada siapa sih sebenarnya kita berdoa? kepada bangsa indonesia, kita adalah salah bagian dari bangsa indonesia. Jadi aku sebenarnya berdoa kepada diri sendiri sebenarnya.

Tiktok Is a new Verb

Kemarin aku nemu thread unik di twitter. Katanya gen z lebih milih searching via tiktok daripada via google. Karena akurasi searching tiktok lebih sesuai dengan keinginan mereka. Aku nyoba searching via tiktok. Dan beneran dapet. Aku search “Variasi masakan ayam diet”. Dan dapet,video yang sesuai pas yang aku inginkan. Dan malah bahan-bahan yang ada di video itu udah aku pesen online hahaha, kena spill. Tiktok selain searchingnya juga bagus, kontenya juga bikin bagus.

Constraint make creativity

Karena dibatasi kita jadinya harus mencapai goals yang sama tapi dengan resources yang terbatas. Otak akan di-force untuk ngide dan mengoptimalkan resource yang ada, dan akhirnya menciptakan sesuatu yang tidak biasa. Kreatifitas. Dari fakta ini, banyak sekarang team yang sengaja resourcesnya dibuat kecil, karena itu bisa mengoptimalkan kerja tim, meningkatkan kreatifitas. Kreatifitas meningkatkan produktivitas. Tidak ada ruginya menjadi kreatif. Terkadang kita memang memakan waktu yang lebih lama supaya kreatifitas kita dituangkan dalan sesuatu yang seharusnya tidak membutuhkan itu.

Distrupted by technology

Aku baru-baru ini discover midjourney. AI yang bisa generate gambar berdasarkan deskripsi yang kita inputkan. Gambarnya aku udah liat, udah nyoba juga. Mamen, bukan main-main. Canggih banget. Sebagai orang yang tidak bisa menggambar sama sekali, this is really really impresive. Aku bisa punya art dalam kurun waktu singkat dibanding hidupku selama 25 tahun. Ketika ada sebuah teknologi kayak gini aku selalu mikir: Siapa yang kena distrupt, existing apa yang kena distrupt Bisnis apa yang bisa tercipta atau ter-extend menggunakan ini.

Tentang Prinsip

Aku punya prinsip. 6 Prinsip yang (ingin) selalu kupegang selama berkehidupan saat ini. Aku tulis di halaman depan blog: Start the uncomfortable conversation now It’s ok to feel stupid Money come and go Be present Ignore Society Perfect is boring Prinsip itu beda-beda tiap orang. Kenapa aku memilih 6 prinsip itu karena selama ini dengan mengikuti itu sudah menserve hidupku (saat ini) kearah yang lebih baik. Prinsip itu ibarat musik.

City Lifes

Aku selalu ingin pernah tinggal di kota besar. 18 tahun hidup di Bali, lebih tepatnya di denpasar membuat keinginan itu. Bali yang gedungnya tidak boleh lebih tinggi dari 3 lantai itu membuatku penasaran bagaimana sih gedung-gedung pencakar langit di kota-kota besar.? Gimana sih jalanan yang katanya lebar-lebar bisa sampai 8 jalan mobil bisa masuk berbarengan? Tapi setelah sudah mencobanya, tinggal di surabaya. Lalu di jakarta dalam bebrapa tahun. Terus pernah ke hongkong juga seminggu.

Good Deals

Aku kemarin ke nikahan teman. Di griya, atau secara teknisnya menggunakan full vendor lah. Dari upacaranya sampai pernikahannya.Aku dapet info nikahannya menghabiskan sekitaran 50 juta. Man, nikahannya mewah. Kalau dengan 50 juta sudah mendapatkan apa yang aku liat kemarin, wah ini benar-benar good deals sih. Resepsi include catering makanan, tempat atau aula, snack, dekorasi, booth foto. Benar-benar good deals. Steal deal malah ini. No brainer ini sebenarnya kalau milih mau nikah di griya atau di rumah.

When Men Cries

Men should not cry. Gitu kata society. Bukan kata society sih. Society memberikan sangsi kepada seorang pria ketika dia terlihat menangis. Menangis bagi seorang pria adalah suatu kelemahan. Setidak-setujunya kita terhadap norma sosial yang enggak jelas asal usulnya itu aku yakin kita juga akan berpandangan sama: Cowok nangis artinya lemah. Gak ada yang akan membantu atau mengasihani seorang pria apabila pria itu menangis. Even sesama pria sekalipun. Oleh karena itu seorang pria berusaha sekuat tenaga untuk membangun achievement supaya ada orang yang “care” kepadanya.

Kegiatan terakhir

Waktu aku kecil, setiap aku nyebrang ibuku bakal megang erat tanganku. Alasannya sepertinya safety karena memang aku ngeliat kan anak2 suka lari-lari langsung gak liat kanan kiri. Lucunya adalah kebiasaan itu masih sering dilakukan, pada saat ini ke aku udah jadi grown ass man kayak gini. Minggu lalu aku flu berat. Seperti biasa bapak nawarin untuk mijetin aku. Pijetan bapak memang mantap. Besoknya langsung sembuh. Pertanyaannya sampai kapan kegiatan itu bakal bisa didapatkan?

Kenapa percaya ke anak

Kemarin aku tanya ke ibuku kayak gini: “Aku sama kakak kan merantau, apa yang bikin ibu percaya kalau kita gak bakal melakukan hal aneh-aneh?” Jawabannya ibuku kayak gini: “Iya karena ibu udah percaya, ibu sudah memberikan kepercayaan ke anak-anak buat bisa mandiri. Ibu memang pinginnya anak-anak merantau, selain karena kampus di luar bali lebih bagus (selain kedokteran), bisa juga sebagai pengalaman untuk belajar memecahkan masalah (hidup)” Aku merasa kurang puas dengan jawaban ibuku, tapi setelah aku tanya-tanya lagi sepertinya aku dapat alasannya.

Attention Sucker

Ada yang menarik perhatianku. Ketika aku kerja, terus istirahat dan memutuskan untuk main sosmed, aku bakal butuh force khusus untuk berhenti. Ketika aku mau mandi, terus main sosmed dulu sebelum mandi, aku bakal telat mandinya. Even kalau aku memutuskan untuk main game, tapi aku mau sekilas liat sosmed, main gamenya tu bakalan gak jadi. Padahal sama-sama tujuannya untuk entertainment. Social media is crazy. Kecanduan main social media itu nyata. Ada sesuatu yang membuat kita tidak bisa berhenti untuk main social media.

Strata Ekonomi Generasi Keluarga

Ekonomi sebuah keluarga dari generasi ke generasi aku merasa harus ada peningkatan. Jadi misal sekarang bapak ibuku bisa memberikan aku kehidupan yang seperti ini, nanti aku dan istri masa depan harus bisa memberikan anak kita yang lebih. Aku merasa privillage yang kita dapatkan dari orang tua itu jauh lebih baik dari privilage yang mereka dapatkan dari orang tua mereka (Kakek nenek). Oleh karena itu kita juga harus memanfaatkan privilage itu untuk meningkatkan strata ekonomi keturunan.

Matre

Kalau kita dengar kata matre, sesuatu yang paling sering digunakan dibilang matre adalah cewek. Cewek Matre. Cowok matre kayaknya aku udah pernah denger juga, tapi tidak sesering cewek matre. Mungkin cowok matre contohnya tinder swindler itu kali ya. Matre berdasarkan definisi masyarakat adalah orang yang memilih berhubungan dengan pihak lawan atas dasar keuntungan material yang bisa didapatkan. Case paling sering adalah pacaran dan pernikahan. Tapi istilah matre ini sering diabuse. Paling sering adalah, cewek yang tidak mau nikah sama cowoknya karena si cowok kurang mapan.

Play Our Own Game

TLDR: Bandingkan diri kita dengan diri kita dimasa lampau, jangan dengan pencapaian orang lain. Aku udah sempat nulis kalau temen baikku sudah menjadi seorang bapak disini: Teman Punya Anak Aku bilang disana tidak merasa ketinggalan, tapi tentu saja faktnya, di beberapa menit momen ketika denger kabar itu tentu ada merasa ketinggalan. Progress yang sangat berbeda dari segi romantic relationship. Tapi tentu saja aku tidak jatuh ke perasaan itu. Hidup memang kayak gitu.

The Rise And Fall of Social Media

Serem kali judulnya haha. Social media, waktu itu kelas 6 SD. Waktu internet, kalau mau ngidupin masih berisiki banget ngeluarin bunyi. 08098999, Dial up. Friendster, aku liat kakaku pada waktu itu sama temen-temennya lagi ngedit-ngedit profile friendster. Aku liat, hmmm kok menarik. Jadinya aku ikut bikin. Profileku paling aeng, aku minta tolong kakaku buat ngedit-ngedit, dan masang quotes yang keren. Quotesnya “Life will neva flat” . Keren, aku suka pamerin profileku.