avatar

Fandy Aditya

Kan

Kamu sedang berada di sebuah pilihan. Minta advice ke orang terdekat. Kamu lagi sedang di kondisi kerja kantoran aman, tapi mau merintis bisnis yang lebih risky. Orang itu bilang: “Udah gak usah pindah, awas menyesal” Tapi kamu tetap memiliki Berbisnis. Fast forward, 2 tahun kemudian. Bisnismu gagal. Orang terdekat itu bilang ke anda. KAN, [insert supporting text here]. Kalimat itu serius ngeselin. Karena itu adalah kalimat yang tidak adil. Ibaratnya gini.

Iteration vs Repetition

Aku tadi diajak main driving golf sama bapak. Aku udah beberapa kali ikut, mungkin ada 6 sesi lah. Sesi 1 ke sesi 2 & 3, aku merasa ada peningkatan permainan. Tapi dari sesi 3 sampai sekarang rasanya mentok. Aku merasa tidak ada peningkatan. Aku dulu mikir makin sering ikut driving, simplenya ya makin jago. Jam terbang. Tapi ternyata enggak. Ternyata aku hanya melakukan sesuatu yang repetitif, bukan beriterasi. Just swinging the golf club for the sake of swinging until it fly the ball.

Internal vs External Success

Aku baru habis baca artikel bagus. Gini singkatnya: Pada tahun 1960-an, sebuah surat kabar di inggris mengadakan sayembara. Siapapun yang bisa mengelilingi bumi menggunakan sail atau boat, dia bisa mendapatkan £ 5000. That a lot of of money pada jamanya. Akhirnya ada 3 orang yang ikut. Peserta A adalah seorang engineer. Dia bikin kapal sendiri, indie banget lah pokoknya. Tapi karena dia memiliki limitasi di finansial, dia menggandeng sponsor. Dia memberikan janji:

Game Dev

Ketika ditanya waktu itu aku mau kerja apa, aku jawab bikin game. Itu tahun 2014, ketika masih sibuk-sibuknya untuk mikirin mau kuliah apa. Bapak ibuku resistance. Tapi aku tentu aja cuma jawab ringan. Karena aku ngerasa sd-smp-sma itu melakukan sesuatu yang kadang kita tidak sukai, kuliah adalah kesempatan untuk keluar dari itu. Aku suka main game, so aku pingin orang yang buat game. Simple logic. Tapi turn out, sampai sekarang aku tidak pernah me-release game satupun.

Flow State

Ada yang aku banggakan waktu aku masih WFO. Aku bisa kerja fokus 2 jam non stop. Tanpa ngerumpi, tanpa hp, tanpa pipis, tanpa minum. 2 jam itu maksimalku. Cukup ditemani oleh headset dan iringan spotify free. Ternyata itu tidak bisa aku lakukan kalau aku tidak mendengarkan lagu di headset. Tapi lebih uniknya lagi ternyata pada beberapa momen aku gak sadar, kalau aku cukup nyantolin headset, tanpa lagu, aku udah bisa fokus.

Slight differences

2016, akhir semester. Besok adalah hari demo. Tapi kelompokku belum bikin projectnya. Masih 0. Itu kalau gak salah matkul yang berhubungan tentang kercerdasaan buatan. Inputnya data, outputnya adalah %-an akurasi. Kita sepakat buat begadang di lab kampus. Kita start bikin dari jam 9 malem. Ternyata jam 11 udah kelar. Tapi akurasinya masih sekitar 30%-an. Far from 100%. Kita coba refine lagi algoritmanya. Matahari terbit, cuma bisa naik ke 35%. Gak ada waktu lagi, langsung demo ke ruang dosen.

Unfinished

Tahun 2021 sampai sekarang. Mungkin sekitar aku beli 6 game. Yang aku tamatin cuma 1. Ada banyak buku di tahun ini yang aku minat baca. Buku cetak, kindle, audiobook atau pdf. Sama, cuma 1 yang aku selesaikan. Mau tau udemy courseku? Mungkin aku ada 6-9 kursus yang aku beli dari tahun 2018. Yang aku selesaikan 0. Lebih parah. Ada beberapa yang memang aku drop. Karena gak suka atau udah cukup yaudah gak dilanjutin lagi.

Night Owl

Night owl alias orang-orang yang lebih aktif dimalam hari. Aku pernah merasakan jadi ini, lebih tepatnya waktu masih kuliah. Karena sibuknya kegiatan kampus, jadi bisa ngerjain tugas waktu malem-malem aja. Akhirnya keterusan ngerjain tugas malem-malem. Walaupun udah gak ada kegiatan kampus. Siang-siangnya waktu kosong malah main atau ngapain. Dan ini bukan aku aja, hampir semua temen kampus ku gitu. Ada rasa bangga bisa begadang 24 jam. Bisa nyelesaiin tugas yang harusnya butuh beberapa hari, kelar semalem.

Ray of Light

2020 akhir. Pertama kali di-assign ke product. Disuruh bikin apps from scratch dalam waktu yang tidak masuk akal. Seminggu full kerja, pagi siang malem. Di kamar AC-an, duduk terus di depan laptop. Keluar cuma buat makan dan mandi. Hari-h ketika present apps ke tetinggi, keluar bentar buat mau mandi, ngambil handuk di belakang. Tapi ada yang menarik pandanganku. Cahaya matahari yang menembus daun pisang. Feels so warm. Haah. Rasa capek, rasa panik mereda.

A Year is Plenty

Aku scroll-scroll tulisanku awal-awal. Yang masih pake bahasa inggris ketemu ini: Free Write 5 Minutes: 8 hours is plenty Coba kita extend jendela waktunya jadi 1 tahun. Sekarang juli 2022, apa aja sih yang sudah aku achieve atau setidaknya aku banggakan selama setahun ini dari juli 2021: Menulis Aku start menulis sebenarnya maret 2021, tapi putus di minggu kedua. Start lagi september 2021. Sekarang berarti sudah 10 bulan aku menulis.

Overengineering

Istilah ketika terlalu membuat sesuatu yang memerlukan resources engineering yang banyak yang seharusnya tidak usah dilakukan dulu. Misal contoh kita mau buka kos-kosan, tapi kita langsung bikin kos-kosan 100 kamar. Menghabiskan semua resources hasilnya kita tidak memiliki budget untuk marketing. Not engineering related tapi aku pikir mirip. Tapi kita akan lanjut overengineering di konteks apps. Overengineer ini biasa terjadi karena, kita terlalu mempersiapkan apps kita untuk masa depan, padahal harusnya kita fokus untuk saat ini aja dulu.

Herd Mentality

Herd Mentality. Alias mental gerombolan. Daripada memutuskan untuk berpikir atau bertindak berdasarkan pemikiran rasional dan fakta, lebih suka untuk mengikuti society yang sering kali pergerakannya, pemikiran dan motivasinya berlandaskan emosi. Aku habis nonton video prank. Ada 1 korban cewek naik elevator, tapi semua yang datang ke elevator itu menghadap belakang. Cuma si cewek yang menghadap ke depan. Padahal naik elevator yang benar menghadap depan. Si cewek yang bener. Tapi pada akhirnya si cewek ngikut menghadap belakang.

Mending gak makan

Ada yang aku sadari beberapa tahun kebelakang. Dalam kondisi idle aku bisa makan dan gak makan. Kalau diajak makan bisa aja, kalau gak makan juga bisa. Tapi nih kalau udah makan aku bakal tiba-tiba menjadi laper. Kayak makan dalam kondisi idle langsung mentrigger sensor-sensor lapar dalam tubuh. Ini menurutku menarik. Jadi kalau misalnya aku harus nahan lapar, terus ada cadangan roti yang boleh dimakan, mending aku gak makan semuanya daripada disuruh makan sebagian karena nanti malah jadi tambah laper.

How To Googling

Pertanyaan ini seharusnya dibuat waktu tahun 2005, atau tahun sekarang tapi untuk orang yang tidak melek teknologi. Generasi sekarang aku yakin udah pada jago bertanya ke google. Untuk mendapatkan informasi atas jawaban yang diinginkan. Sesimple: Googling jangan lebih dari 7 huruf. Start dari konteks yang lebar. Kalau kelebaran persempit konteks. Don’t trust page 2. Sebagai orang yang dunia kerja selalu butuh informasi baru, googling kulakukan tiap hari bahkan lebih sering dari actual worknya.

Dependence make independence

Kebergantungan membuat kemerdekaan. Aneh kalau di bahasa indonesia-in. Orang yang independence kita ngeliatnya adalah orang yang dewasa, bebas, tidak terikat apapun. Dependence bisa membuat orang menjadi independence. Yang aku maksud adalah independent adalah sejujurnya dependent. Satu hal yang membuat itu: Safety. Dengan dependence kita merasa ada orang sana yang akan membantu kita apabila kita butuh bantuan atau mengalami masalah. Safety. Pemikiran ini membuat dia menjadi orang yang independence. Dengan percaya bahwa ada orang yang bisa kita percayai untuk membantu, kita lebih pede untuk bebas, mencoba hal baru, dan eksperimen.