Fandy Aditya
Herd Mentality. Alias mental gerombolan. Daripada memutuskan untuk berpikir atau bertindak berdasarkan pemikiran rasional dan fakta, lebih suka untuk mengikuti society yang sering kali pergerakannya, pemikiran dan motivasinya berlandaskan emosi.
Aku habis nonton video prank. Ada 1 korban cewek naik elevator, tapi semua yang datang ke elevator itu menghadap belakang. Cuma si cewek yang menghadap ke depan. Padahal naik elevator yang benar menghadap depan. Si cewek yang bener. Tapi pada akhirnya si cewek ngikut menghadap belakang.
Ada yang aku sadari beberapa tahun kebelakang. Dalam kondisi idle aku bisa makan dan gak makan. Kalau diajak makan bisa aja, kalau gak makan juga bisa.
Tapi nih kalau udah makan aku bakal tiba-tiba menjadi laper. Kayak makan dalam kondisi idle langsung mentrigger sensor-sensor lapar dalam tubuh.
Ini menurutku menarik. Jadi kalau misalnya aku harus nahan lapar, terus ada cadangan roti yang boleh dimakan, mending aku gak makan semuanya daripada disuruh makan sebagian karena nanti malah jadi tambah laper.
Pertanyaan ini seharusnya dibuat waktu tahun 2005, atau tahun sekarang tapi untuk orang yang tidak melek teknologi.
Generasi sekarang aku yakin udah pada jago bertanya ke google. Untuk mendapatkan informasi atas jawaban yang diinginkan.
Sesimple: Googling jangan lebih dari 7 huruf. Start dari konteks yang lebar. Kalau kelebaran persempit konteks. Don’t trust page 2.
Sebagai orang yang dunia kerja selalu butuh informasi baru, googling kulakukan tiap hari bahkan lebih sering dari actual worknya.
Kebergantungan membuat kemerdekaan. Aneh kalau di bahasa indonesia-in. Orang yang independence kita ngeliatnya adalah orang yang dewasa, bebas, tidak terikat apapun.
Dependence bisa membuat orang menjadi independence. Yang aku maksud adalah independent adalah sejujurnya dependent. Satu hal yang membuat itu: Safety.
Dengan dependence kita merasa ada orang sana yang akan membantu kita apabila kita butuh bantuan atau mengalami masalah. Safety. Pemikiran ini membuat dia menjadi orang yang independence.
Dengan percaya bahwa ada orang yang bisa kita percayai untuk membantu, kita lebih pede untuk bebas, mencoba hal baru, dan eksperimen.
Dari jam 9 malem sampai sekarang jam 11 malem baca-baca artikel di internet dan twitter. Aku gak nemu bahan untuk nulis. Aku ingat-ingat momen yang terjadi hari ini, sebenarnya banyak tapi enggak bisa menstimuli otakku untuk mengextend itu. Kenapa gak bisa mikir kayak biasanya ya? apakah karena capek kan? apakah karena udah malem ? mungkin. Tapi untuk hari ini, kayaknya karena aku lagi seneng.
Aku pernah denger wawancara sebuah band, ditanyain “kenapa gak pernah bikin lagu lagi?
“Bu, gimana rasanya anaknya udah nikah?” Aku tanya ibuku. Ibuku jawab: “Yaa sebagai orang tua bisa senang dan sekaligus tenang karena sudah bisa melakukan kewajiban. Aku tanya lagi, “Gak sedih ditinggal anaknya nikah?” “Enggak kan dari dulu udah hidup merantau, yang penting tetap berkabar aja.” Balas dia.
Itu tahun 2020, kira-kira itu jawaban ibuku yang aku ingat. Tadi temen baikku sudah jadi bapak. Anaknya sudah lahir, cowok. Aku ikut seneng. Serius genuine ini.
Tahun 2020, aku nonton youtube dunia ade rai. Cukup intens. Tapi sekarang udah enggak karena aku udah mendapatkan apa yang aku cari. Dari 10k sub, sekarang udah 500k.
Kadang aku ngerasa, konten ini lo udah rich banget. Latihan, diet, mindset semua ada. Bahkan sampai detail kaya cara biceps curl yang bener, atau cara makan di warung padang agar diet tetap jalan juga ada. Tinggal diikutin aja.
Tapi kenapa orang tetep gak bisa melakukan itu, atau kenapa tetep ada orang yang perlu bayar mahal-mahal untuk diet coach dan personal trainer?
Ada momen di jendela hidupku aku suka banget mendokumentasikan sesuatu.
Semua didokumentasikan, setiap article di internet aku bookmark dengan folder yang rapi. Aku riset-riset note taking apps yang populer dan recommended. Aku udah make sekedar ios notes, evernotes, obsidian, notion dan banyak lainnya.
Aku bikin rapi semua, semua di grupin ke folder, semua rapi. Semua terdokumentasi. Journaling, todo list, notes kerja, notes meeting, notes pribadi, dokumentasi semua harus ada.
Sangat menyenangkan melihat catatan-catatan rapi.
Seminggu lalu aku udah melakukan personality test atau preference test di berbagai test provider di internet. Bisa dilihat disini resultnya:
OCEAN
VARK
DISC
16 Personalities
Sangat menyenangkan emang karena ketika melihat result dari test ini, ada sensasi kayak “Aku ternyata orangnya kayak gitu ya” atau “Ohh, aku sebenarnya pinter, tapi weaknessku yang bikin aku bego” dan semacamnya. Kalau test buat seru-seruan aja gapapa. Tapi kalau mau mengambil sesuatu dari test ini, ini tipsnya:
Di tulisan ini aku sempet nyenggol tentang system.
Crypto investment short story
Tapi apa maksudnya?
Kata “system” lebih familiar konteks komputer, tapi system di komputer dan sistem yang akan kita bahas itu sama. Set of rule untuk melakukan sesuatu. Kenapa kita perlu system?
Manusia itu makhluk emosional. Sering ada perasaan yang terlibat dalam membuat keputusan sehingga banyak decision tidak menghasilkan output yang baik. Dengan menggunakan system, keterlibatan perasaan itu bisa diminimkan dan bisa mendapatkan output yang konsisten.
Sebelum itu bolehlah cerita perjalanan awal dari crypto sampai sekarang.
Aku mengenal crypto, lebih tepatnya bitcoin waktu tahun 2017. Indodax, yang dulu adalah bitcoin.co.id centralized exchange pertama di indo. Karena masih kuliah, kapitalnya gak gede-gede amat. Mungkin sekitar 200rb rupiah, beli bitcoin di harga 200 juta. Aku gak begitu ambil pusing, karena secara cuma nyoba. Gak pantengin grafik tiap hari, minggu, bahkan bukan tahun.
Sempet turun jadi 30 juta di 2019, dan akhirnya di 2021 jadi 400 juta.
The famous minimalist architecture. Semua kotak, semua putih. Dulu ada momen dimana aku kagum dengan konsep bangunan/arsitektur minimalis. Tapi sekarang aku kesel. Kayaknya sejak ada istiliah konsep bangunan “industrial” yang aslinya sebenarnya itu bangunan mangkrak. Menamai-nya menjadi suatu konsep, padahal sebenarnya belum jadi . Sangat budak korporat thinking ketika deadline progress tapi belum kelar jadi ngeles ke bos. Pada akhirnya itu menjamur dan semua ikut ke konsep itu. I really hate it.
Hari ini hari momen terlapar setelah sekian lama. Mungkin waktu masih jaman kuliah kali. Puasa nyepi aja gak sampai selaper ini. Disaat laper ini fokusku hanya satu: kapan makan. Yang lain diabaikan, gak peduli, fokus cuma makan.
Gimana kalau, “fokus puasa” ini bisa diterapkan di konteks yang berbeda. Misal berkarya. Gimana caranya kita bisa focus berkarya, tanpa terdistraksi oleh hal lain. Perlu sistem? Perlu teknik? atau bahkan perlu sulap untuk mentrik otak kita supaya sensasi “fokus makan” bisa diubah menjadi “fokus berkarya”.
Openness to Experience → Membedakan orang yang imajinatif/kreatif atau sederhana/konvensional
Conscientiousness → Kontrol desire
Extraversion → Interaksi dengan dunia luar
Aggreableness → Membedekan orang yang concern terhadap kebersamaan dan harmoni sosial
Neuroticism → Kecenderungan untuk tertarik ke perasaan negatif
Selama melakukan test, ini test yang paling simple. Karena, apa yang ditanyakan kita tau dia itu mau menilai traits apa dari jawaban ybs. Testnya paling dikit, paling cepat. Bisa test disini:
Aku tadi test 16 personalities. Hasilnya keluar adalah INFJ-A. Testnya bisa disini:
https://16personalities.com
Overview INFJ dibilang personality yang paling langka. Weisss siapa yang gak seneng kalau kita dibilang orang yang langka/unique. Untuk reading yang free, cukup banyak info yang disedikan kayak romantic-relationship, friendsip, parenthood dkk. Tapi sekarang kita bahas info strength and weaknessnya aja:
Strength Creative – Advocates aren’t exactly like everyone else – and that’s a wonderful thing. People with this personality type embrace their creative side, always on the lookout for opportunities to express themselves and think outside the box.