Fandy Aditya
Aku mau mengidentifikasi, kenapa dietku gak jalan. Aku dari semenjak WFH punya goals untuk bikin gede badan, berotot. Start dari beli barbel, dan tiap pagi barbelan. Dari 3x seminggu, bolong-bolong hingga sekarang rata-rata 6x seminggu. Asal gak ada acara yang mesti menginap kayak hari raya dll. Badanku tambah besar, ototku tambah besar. Tapi perutku juga ikut membesar.
Pertama aku gak begitu peduli sama makan, karena aku cuma mau membangun habit untuk olahraga rutin.
Aku suka yang berbau-bau spy.
Mungkin dari kecil ter-influence dari conan, yang dia sering bius detektif mori ketika udah mau memecahkan siapa pelakukan. Dari sana aku suka film yang berbau-bau tentang spy. Menyamar, mengendap-ngendap, menyusup, menyadap dan lain-lain.
Mulai dari conan, spy kids, sekarang ada anime spy x family ( Salah satu anime favorit! ). Kalau game aku suka Splinter Cell. Itu game suka banget dulu. Sekarang game stealth modern lainnya.
Memilih Defi Tags: Free Write Date: June 4, 2022
Main defi means beli native token defi yang gak ada di cex, alias token yang belum populer.
The more i play the game, the more i realize that untuk memilih defi yang baik, sebenarnya hampir sama seperti kita invest ke perusahaan. Beli native token defi = invest ke projectnya.
Aku mengalami beberapa, aku baca beberapa yang sekiranya bisa menjadi kategori untuk memilih defi:
Aku pikir perbedaan orang sukses dan tidak, atau apa yang membuat keluarga itu tetap miskin hingga keturunannya adalah mereka hanya tidak mendapatkan info yang bener aja.
Cuma beberapa informasi. Buat kita yang privilage bisa dapatkan, tapi orang yg kurang beruntung tidak bisa mendapatkanya. One information away. Ternyata enggak. Mereka itu sebenarnya one mindset away.
Membangun mindset itu berbeda, kita sudah dapat informasi tapi kalau tidak punya mindset yang baik informasi itu cuma menjadi abstrak karena kita tidak melakukan aksi berdasarkan informasi itu.
Cewek tertarik ke bad guy. Walaupun mereka menyangkal tapi ini bener-bener terjadi. Mayoritas, tapi aku percaya 90% kayak gini.
Mereka tertarik ke bad guy, pacaran dan akhirnya sadar bahwa pacarnya itu bad guy, dan setelah disakitin akhirnya membuat stereotipe bahwa semua cowok jahat. Bukan belajar darisana, tapi malah balik lagi pacaran ke bad guy lain.
“The Bad Guy-nya pasti ganteng”. Untuk kegantengan, aku percaya kalau cewek tidak lebih obses kepada beauty daripada cowok.
Kritik kita kenal seperti sesuatu yang negatif, sesuatu yang jelek. Kritik pertama dalam hidup pasti bikin kita sakit hati dan bikin emosi ke orang yang kritik kita. Selama hidup kita pasti harus dikasi paham untuk pertama kali bahwa kritik itu gak bermaksud jelek. Oleh orang pemberi kritik atau orang tua, guru, boss kantor, waktu masih mos, ospek atau orientasi kerja.
Ada alasan kenapa kritik itu sering dianggap jelek: Cara penyampaiannya jelek.
Kematian, selalu digadang-gadang sebagai ganjaran atau hukuman tingkat paling tinggi, akhir dari segalanya.
Di hukum negara, di indonesia tembak mati adalah hukum yang tertinggi.
Kematian itu inevitable. Tinggal tunggu kapan aja, tinggal waktu yang membawa kita kesana.
Semua makhluk hidup tidak ada yang ingin mati. Salah satu instinct alami semua makhluk hidup: Survive.
Otak kita di design untuk survive, oleh karena itu apabila ada kegiatan atau response alam yang “mengarah ke kematian”, tubuh memberikan kita rasa sakit.
Besok senin, kamu harusnya kerja seperti biasa tapi tiba-tiba mamamu telfon, disuruh pulang karena ada kegiatan eventual, yang gak bakal tau kapan diadakan lagi. Apa yang bakal kamu pilih?
Kalau diliat secara nature, kegiatan eventual yang gak tau kapan dateng lagi itu lebih langka. Otak kita terdoktrin kalau sesuatu yang scarce, itu lebih precious. Jadi harusnya milih kegiatan eventual ini. Tapi kebanyakan orang lebih milih kerja.
Aku dulu suka kesel kalau kita tidak bisa ikut acara keluarga, atau acara apapun karena alasan “kerja”.
Ini extension dari tulisan ini:
Segera periksa
Intinya segera periksa kalau ada sakit atau sesuatu yang abnormal pada tubuh. Segera aksi, segera periksa. Karena sangat sering ada penyakit mematikan itu seperti bomb waktu. Sampai kemarin masih sehat-sehat aja tiba-tiba hari ini, ngedrop semua. Ternyata dicek komplikasi, dan harus perawatan seumur hidup. Kayak cuci darah tiap bulanlah dan kawan-kawan. Sudah terlambat. Even worse, perpisahan bisa terjadi di event ini.
Jangan lupakan orang sekitarmu, kamu bakal sangat menyesal kalau amit-amit itu kejadian.
Udah hampir sebulan lebih enggak jalan kaki. Jalan kaki kali ini menurutku jalan kaki yang paling gak dapet apa. Aku bahkan udah gak inget apa yang aku denger di audiobook atau apa yang aku lagi pikirin waktu tadi. Tadi bener-bener cuma jalan, terus udah senja aja tiba-tiba.
Karena tumben jalan kaki hari jumat, tadi aku ngeliat ada yang lagi latihan softball. Di tempat yang sama aku dulu waktu sering latihan baseball waktu SMA.
Hari ini kondangan teman sekelas SMA cowok. Ada 2 orang. Sekarang teman-temanku memang pada lagi nikah, karena memang udah umurnya. 26 tahun sesuai norma masyarakat.
Tadi aku udah enggak mikir: “dia nikah, aku kapan ya”, atau kalau temen baik: “kayaknya 2 bulan lalu masih main overcook bareng, sekarang udah nikah aja”. Mungkin karena udah agak banyak temen yang nikah, jadi udah basi pikiran gitu.
Menikah kalau dilihat dari kacamata logika, di budaya patriarki (mayoritas di asia), menikah itu adalah sebuah pengorbanan pria.
Hari ini harusnya topiknya bukan ini, tapi entah kenapa siang udah nentuin topik, waktu mau nulis kayaknya udah gak seru buat dibahas.
Writing update: kurang lebih 9 bulan lah, aku nulis tiap hari. Dengan ketepatan 99%. Apa yang aku rasakan sekarang, dan apa yang aku dapatkan dari sini bakal dibahas disini:
Artikel bagus nambah Setiap minggu aku dapat beberapa artikel yang lumayan berbobot. Dulu yang biasanya seminggu cuma 1 artikel yang aku suka, sekarang sudah bisa 2-3 artikel.
“You falling in love with the idea of me, not the real me” atau kalimat setaranya. Sering sekali aku dengar kalimat “the idea of you/me/us” di suatu hubungan. Tapi apa maksudnya?
Persepsi. Kita hidup di pikiran kecil kita. Setiap interaksi kita terhadap dunia luar di-intepretasi setiap orang beda-beda dan itu menjadi kebenaran mereka sendiri. Makanya dunia itu ada dua:
Dunia besar, the real world. Dunia kecil, dunia dalam masing-masing pikiran manusa.
Apa yang harus kita lakukan di umur 20an kita. Kita harus ngapain selama umur kita masih 20? Coba kalian liat di internet banyakkk banget lah rekomendasi, advice for your 20s dan kawan-kawannya. Tapi ada apa dengan umur 20?
Umur 20 adalah umur dimana kita sudah menjadi dewasa dengan pemikiran yang harapannya sudah dewasa, dan tidak ada tanggungan selain diri sendiri.
Oleh karena itu, orang-orang bilang 20s itu sangat crusial karena, itu bisa membuat kita menjadi baik disepanjang umur, atau menjadi menjadi degen atau hidup jadi susah karena menyia-nyiakan 20s.
Ini bakal jadi dump idea tentang bucin dan toxic menurut observasiku. Dulu aku gak pernah paham, kenapa orang masih mau sama orang yang udah gak respect, udah nyakitin dia. Sekarang kayaknya aku paham Bucin dan toxic, itu sebenarnya mirip-mirip, tinggal satu langkah lagi dari bucin bisa jadi toxic. Bucin adalah bibit toxic. Bucin alias budak cinta, orang yang lagi kasmaran-kasmarannya, rela berkorban, mau ngasi segalanya buat si pacar. Bucin ini fenomena dah, sampai ada istilahnya kan “bucin”.