Fandy Aditya
Akun gosip, akun julid, di sosial media itu bener-bener gampang grownya. Infotainment di tv itu juga dicari-cari, ditunggu tunggu gosipnya. Sedangkan sesuatu yang bagus, berita baik itu gak diminati. Diminati, tapi enggak sebanyak itu. Niche. Bahkan ada website yang khusus ngepost tentang berita-berita baik yang ada di indonesia. Good News from indonesia (GNFI). Saking nichenya.
Kenapa? Ini udah di level psikis manusia sih. Kalau gak manusia mungkin masyarakat. Masyarakat suka melihat orang lain tidak boleh lebih baik dari dia, masyarakat suka menarik orang yang ingin menjadi lebih tinggi dari mereka, kembali ke bawah, ke kerumunan.
Aku suka main game. Main video game udah menjadi part of my identity. Aku dari tk main video game. Start dari nintendo, sega, ps 1, ps 2, pc, mobile sampai ps 4. Free to play, pay to win. Online, offline. Semua sudah pernah nyoba.
Tadi aku kerumah temen, terus temen nanya, lagi main game apa? Aku bilang lagi gak main apa-apa. Sejenak aku bingung juga.
Sebulan lalu aku masih main Elden Ring.
Karena aku ada di dunia tech, istilah side project ini identik dengan bikin apps sendiri, terus bisa menghasilkan duit darisana. Tapi sebenarnya enggak itu aja. Side project itu luas. Kerjaan yang kita adalah bossnya, dan berharap bisa menghasilkan duit, itu semua adalah side project.
Aku mulai obses terhadap side project itu mungkin sekitar 2019, ketika aku ketemu website indiehackers.com. Forum orang tech yang bikin side project. Pertama ketemu sangat amaze, sangat membuka pikiran, dan sangat inspiratif.
Aku enggak pernah ngulik-ngulik tentang ikigai, belum pernah juga baca bukunya. Sering liat diagramnya, irisan diantara 4 diagram venn. Tapi ternyata, ikigai itu bukan itu. Itu adalah purpose diagram.
Sangat mirip artinya dengan ikigai kalau diterjemahin ikigai: reason for being. Mirip kayak purpose. Diagram itu dicetus di tedtalks, terus menyebar dan akhirnya jadi missconcept. Tapi sekarang aku mau bahas purpose diagram, bukan ikigai. Kenapa judulnya ikigai? Clickbait.
Di purpose diagram itu ada 4 diagram ven yang saling beririsan satu sama lain.
Menkonsumsi self-development content. Entah dari internet atau buku. Entah formatnya text, video, audio, ternyata ada sisi negatifnya juga. This world is so balanced, even yang kayak mengkonsumsi sesuatu yang baik, niatan kita untuk menjadi orang yang lebih baik turn out ada drawbacknya.
Negatifnya adalah, apabila kita mengkonsumsi tanpa melakukan aksi.
Dengan mengkonsumsi itu, kita mendapatkan knowledge. Tapi knowledge tanpa implementasi, itu sebenarnya cuma ilusi seolah olah kita mendapatkan sesuatu, padahal enggak.
Kita hidup didunia ini sebentar. Belajar itu baik, tapi ketika belajar satu hal, ada banyak hal yang kita tidak bisa pelajari dalam waktu yang bersamaan.
Summary is underrated. Kalau kalian bisa memanfaatkan summary, kalian bisa belajar banyak hal dalam waktu yang terbatas ini.
Summary banyak bentuknya. Summary text, bentuk video maupun audio. Bahkan sekarang udah banyak beredar software khusus yang memberikan kita konten summary dari buku dalam bentuk audio. Aku pernah coba, dan itu quite helpfull in its own way.
Seperti dipenjara, kita tidak tau dunia luar, hanya rutinitas tahanan. Tapi dipenjara beneran kita tidak merasa nyaman. Disini kita dalam kondisi yang nyaman tapi sama-sama terperangkap. Yang bikin terperangkap adalah kita merasa apa yang aku lakukan itu sudah benar, padahal sebenarnya tidak. Kita merasionalisasi perasaan nyaman, menjadi benar padahal tentu diluar sana tidak. Kalian tidak maju, kalian tidak melihat dunia luar dan terperangkap di zona yang kalian kira sudah ideal, yang kalian kira sudah tidak bisa diubah menjadi lebih baik lagi.
Ego, egois itu selalu dikaitkan dengan hal yang negatif. Egois sering dijadikan kambing hitam atas kegagalan suatu hubungan, keruntuhan bisnis karena para founder pada egois, dan lain-lain.
Egois itu keras hati, lawannya adalah rendah hati, humble. Disisi lain humble itu selalu dikaitkan dengan hal yang positif. Orang itu humble, jadinya banyak disukai orang. Founder itu humble di twitter, jadinya dia banyak memiliki simpatisan.
Tapi kalau kita lihat disisi lain, egois dah humble itu hanya tools.
Hari ini aku kenyang seharian. Makan start jam 11, abis itu karena dagang cinnamon langganan udah buka lagi setelah hiatus lama akhirnya beli banyak. Makan itu terus selama kerja, laper dikit makan, laper dikit makan. Selama kerja energi rasanya tidak maksimal. Sampai akhirnya habis jam 6 sore-an.
Aneh, harusnya kan memiliki banyak energi karena makan dan kenyang tapi malah kebalikannya. Badan lemes, ngantuk dan kurang fokus.
Puasa, banyak orang puasa yang merasakan selain menurunkan berat badan, juga merasakan benefit energi yang lebih banyak.
Semua crypto crash -60% sampe -90%. Portofolio merah. Bahkan yang mengclaim dirinya sebagai stable coin, yang harusnya stabil terus $1 sempet turun ke $0.3 (Sekarang waktu nulis lagi naik turun di 0.5$). Mungkin ini yang dibilang orang-orang jaman dulu “blood on the street”.
Crash ini menurutku di-trigger oleh stable coin $UST, yang digadang-gadang menjadi decentralized stable coin dengan algoritmanya yang didewa-dewakan supaya tetap stabil, down ke $0.3. Kabarnya, itu di attack oleh sekelompok group yang tidak suka atas adanya $UST, the first decentralized stable coin.
Kita selalu diajarkan menjadi orang baik. Aku percaya itu, kita memang harus menjadi orang baik. Menjadi orang baik tidak perlu di sanjung-sanjung. Karena menjadi orang baik itu harusnya default.
Tapi apakah ini tidak terlalu kebetulan kalau orang yang jahat, bad guy, evil man banyak yang hidup berkecukupan, bahkan bekelimpahan. Bad Guy, having a good life.
Orang dikatakan baik, sebenarnya karena dia mengikuti sistem. Mengikuti aturan. Dimana aturan yang kita percaya adalah untuk menjaga kita supaya tidak jahat.
Yang selama ini banyak orang tau cara untuk membentuk masa otot adalah dengan angkat beban, terus berusaha agar beban yang diangkat itu selalu meningkat. Istilahnya progressive overload. Usahakan supaya beban naik setiap minggu, walaupun awal-awal hanya bisa 4 repetisi dalam satu set, yang penting naik. Ini kiblatku selama ini.
Tapi disisi lain, karena aku ngegym dirumah alias alat terbatas, beban juga akan semakin lama semakin mentok. Temenku cerita ada teknik lain yang bisa dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan masa otot: Tension.
Kemarin libur seminggu lebih. Libur lebaran. Mohon maaf lahir batin.
H-1 sebelum mulai kerja lagi, mulai udah komplain-komplain yang entah beneran atau candaan: “Arrgghhh tidakkkk besok udah kerjaa lagi huhu liburannya kurang” Something like that.
Aku udah seriiiing banget mempertanyakan, kenapa orang kerja, kenapa orang mencari uang, kenapa orang melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai.
Menjadi pegawai itu ibarat prison without bars. Cara untuk keluar dari penjara yaa dengan menjadi bos, dengan punya bisnis sendiri.
Aku punya rule sejak SMA. Aku gak bakal ngegosipin orang. Aku tidak akan memulai untuk gosip, aku juga tidak akan mendengarkan kalau ada orang ngegosip. Lumayan jalan, aku selalu aware terhadap rule itu, sampai akhir-akhir ini aku mulai berpikir lagi.
Kenapa kita ngegosip? Kenapa kita ngomongin orang? Ada beberapa alasan:
Kita ingin orang yang mendengarkannya memiliki pandangan yang sama terhadap kita. (Influence) Karena ngomongin orang seru Gosip itu kabar yang kebenarannya belum terbukti.
Aku pikir-pikir, apa sih negatifnya dari bikin orang seneng? Gak ada salahnya kan bikin orang seneng? Coba kita lihat lebih dalam.
Bikin orang seneng, asal jangan sampai repot dan merugikanmu. Bolehlah sedikit effort, misal ngasi surprise atau apapun. Asal kita juga have fun.
Kalian tau kok rasanya dibikinin seneng. Cukup satu hal yang bikin seneng, dari bad day jadi awesome day. Itu bakal sangat precious bagi orangnya. Kalian tau itu, tapi kenapa kalian tidak melakukannya?