avatar

Fandy Aditya

Nyepi

Kemarin nyepi. Aku secara intentionally pingin nyepi itu waktu awal kerja, nyepi tahun 2019 dan 2021. Dari kesadaran 2 tahun di jakarta nyepi, aku menemukan hal yang paling enak di dunia. Enggak ngapa-ngapain itu hal yang paling enak di dunia. Enggak mikir masa lalu, enggak mikir masa depan, enggak ngapa-ngapain. Tahun lalu aku nyepi di Bali, dan beberapa pantangan bisa aku langgar, karena aku full waktu itu baca manga dan main IG.

I Write For Myself 2

Tips and trick yang aku terapkan juga. Jangan menjadi impostor syndrome, atau gimana cara tidak atau menangani impostor syndrome. Kerjaan ku di software development, tech industry, dimana hardskill itu hampir 70% dibutuhkan dibandingkan softskill, impostor syndrome ini bener-bener sering banget ditemui dah. Fake it till you make it. Kenapa kita ngefake? Ada 2 kondisi sebenarnya: Ketika kita diksusi dengan orang non technical. Orang non technical tidak tau tentang pengembangan software, terkadang sesuatu yang diminta (fitur) itu menjauhi jangkauan skill kita, walaupun diluar itu terlihat biasanya saja.

Why dating apps not work for me (Maybe for you too)

Aku sudah start pakai dating apps, mungkin dari tahun 2020. Dari tinder, tantan, bumble, okcupid. Semuanya tidak ada yang works. Ada 2 temenku yang sukses untuk dapet pacar dari dating apps (tantan), dan itu jadi salah satu success story buat dating apps dah. Ada juga temen kakak yang sudah sampai nikah, ketemu via tinder. Kenapa kisah itu bisa, dan kisah ku tidak, dan mungkin juga untuk case kalian kenapa dating apps bukan menjadi solusi untuk mendapatkan pasangan.

Jalan Kaki 3

Jalan kaki aku mau jadiin habit, sesuai postingan tentang jalan kaki yang aku lakukan. Kemarin karena hari sabtu pulang kampung, jadinya hari ini aku jalan kaki. Hal-hal yang katanya manfaat jalan kaki, intentional jalan kaki tanpa hape, tanpa musik masih tetap aku rasakan. Ada beberapa pertanyaan, ide dipikiranku yang dari hari sabtu kemarin dipikirkan, dan akhirnya di solved ketika jalan kaki. Minium ideanya lah bisa dibilang. Semakin sering jalan kaki, ini udah yang ke tiga 3, ide itu datang lebih cepat.

I write for myself

Aku udah nulis beberapa tips, dari experience pribadi, dan apa yang aku baca. Mostly belum aku aplikasikan, maksudnya aku belum nyobain, tapi aku udah nulis. Tapi gapapa, aku selalu siap buat ngeshare, walaupun belum pernah nyoba, belum punya eksternal sukses. I write for myself. Ada beberapa tips dan trick, how to, yang ada disini yang seems like bullshit, sangat klise, ada yang sangat tidak spesifik, dan tentu ada yang aplikatif. Aku coba cerita gimana aku mengaplikasikan “be present” untuk beberapa momen overthinking.

Keuntungan Lokasi

Lokasi udah tidak diragukan lagi menjadi suatu keuntungan. Contoh dalam bisnis: Kalau kamu punya restoran, dan restorannya itu di jalan utama yang rame, restoranmu expected bakal rame. Lokasi menjadi penentu keuntungan. Sedikit konteks : Warren Buffet pernah bilang, kalau kamu lahir di US, kamu udah menang lottery ovarium gitu katanya. Silicon Valley, keuntungan untuk bikin startup disana bisa mendapatkan top class talent, bisa mendapatkan ide dan info terbaru tentang dunia tech tercepat dkk.

Perang 2

Mungkin udah beberapa jam aku terus mantengin berita perang, twitter dan internet. Sebagai netizen indonesia, tentu aku tidak menulusuri lebih dalam, cuma baca judul dan nonton potongan video yang seliweran. Perang itu sebenarnya kompetisi. Tapi di dunia modern, perang menjadi kompetisi yang peserta dan hadiah aslinya tidak tau siapa dan apa. We crave for competition, manusia, terutama pria memang suka berkompetisi. Makanya kompetisi olahraga hadir. Penikmatnya juga banyak, fans nya juga sampai fanatik-fanatik.

Setelah Menulis 100+ Tulisan

Setelah hampir 100 tulisan, dan hampir setiap hari nulis. Habit menulis setiap hari yang mau aku bangun sepertinya sudah melekat. Waktu dulu awal-awal, ketika ada kegiatan eventual yang mesti dilakukan biasanya aku bakal skip nulis, kalau sekarang aku bakal tetap nulis, dimanapun. Serta sekarang mengembangkan suatu topic jadi 200 kata sudah tidak sulit. Untuk sekarang, aku lebih fokus ke meningkatkan kualitas dari tulisan, supaya enggak cuma bisa dibaca sama aku, biar bisa di sharing juga.

Rubber Duck

Ada fenomena yang terkenal di dunia software development. Ketika stuck, kita biasanya nanya ke teman kerja. Tapi ketika ditanya, yang menemukan solusinya bukan teman kerja, tapi kita sendiri. Kita menemukan solusi ketika menceritakan problem detail yang kita hadapi. Ada istilah rubber duck. “Bawa bebek karet di meja kerjamu, kalau ada problem cerita aja sama dia nanti aja bakal solved”. Kayak gitu. Aku merasakan konteks ini di banyak aktivita lingkungan sosial kita.

Chaos And Order

Ini sebenarnya teori pencitapaan alam semesta sih ya, chaos dan order itu saling bergantung satu sama lain. Chaos artinya kekacauan, order artinya bisa dibilang aturan sih, supaya tidak ada kekacauan. Kalau tidak ada kekacauan, order juga tidak bakal bisa dibikin, kalau tidak ada order kekacauan bakal terus. Kita coba konteksnya ke kehidupan kita, aturan. Kenapa ada aturan for the first place. Karena aturan itu, ya tujuannya untuk mengatur, sesuatu yang tidak teratur.

Semakin dicari semakin enggak dapet

Kalau kalian mau melakukan sesuatu, di internet ada caranya. Kalau kalian lagi ada mencari solusi atas fisik atau mental di internet banyak bertebaran. Internet itu solutif. The good part, apabila solusi itu bisa menyelesaikan masalah kita. The bad part, solusi itu malah menambah masalah kita. Semakin kita pingin sesuatu, semakin kita tidak mendapatkannya. Paradox of life. Contoh. Cara untuk produktif: Bangun pagi jam 5, minum teh hangat, mandi dengan air dingin, meditasi, jalan pagi, journaling, dengarkan podcast favorit.

Face of centralized system

Lagi rame ada kasus di Kanada, yang katanya negara barat yang dikenal dengan kebebasannya. Tapi secara sepihak Ngefreeze akun bank donasi, buat para demonstran trucker. Centralized system, kita hidup selama ini berputar di sistem yang ter-sentralisasi. Lembaga centralized memiliki kontrol yang absolut. Sehingga dia bisa semena-mena melakukan sesuatu, seperti menghapus kebenaran yang seharusnya bisa kita dapatkan atau ketahui. Sama kayak kasus diatas, lembaga ngefreeze akun bank donasi supaya para trucker tidak dapat uangnya.

Why we can’t stick

Aku udah sempat nulis, how to keep going, dan tulisan relevan lainnya, untuk bagaimana kita tetap stick kepada apa yang ingin kita lakukan, apa yang ingin kita bangun. Membuat itu jadi mudah, lakukan yang bikin kamu suka prosesnya dkk. Tapi selain itu, ada satu lagi, kenapa for the first place kita tidak stick. Short term statisfaction tidak terpenuhi. Aku pernah denger joke, diet yang populer itu bukan diet keto, diet high fat low carb atau dkk.

Jangan kasi batas waktu

Seminggu kemarin, aku udah lama tidak merasakan sensasi ngoprek-ngoprek sampai lupa waktu. Entah kenapa minggu ini pingin belajar, pingin bikin sesuatu. Aku sekarang memutuskan untuk belajar Flutter (Apps Dev Framework). Dari selasa kemarin, baru hari ini (jumat) kelar untuk install-install segala tools dan tetek bengeknya. Termasuk lama kalau baru sampai tahap ini. Tapi rasa excited untuk belajarnya ini masih ada, yang udah lama tidakku rasakan. Ada satu hal menurutku penyebabnya: Tidak ngitung waktu.

Unpopular Opinion

Sosial media dikambing hitamkan bikin masyarakat jadi toxic. Tapi sebenarnya bukan, itu me-reveal kenyataan dari masyarakat ke massa. Semua orang bisa berpendapat, dan dilihat didengar banyak orang, dan banyak pendapatnya itu sampah di mata orang. Makanya menurutku social media bukan bikin masyarakat jadi toxic, itu cuma media untuk me-reveal sifat asli masyarakat. Dengan banyaknya atau mudahnya mengemukakan pendapat dan opini di sosial media, banyak opini yang memang mayoritas setuju, dan ada opini yang mayoritas belum tau, atau memang bertentangan.