Udah desember aja. Lagi-lagi aku bilang kayak gini. Waktu agustus, “udah agustus aja”, dan waktu november, “udah november aja”. WFH memang bikin waktu berjalan cepat banget. Mungkin karena aku merasa kerja dikamar terus, dirumah, jadinya menjadi ilusi seolah-olah waktu itu bergerak cepat.
Apakah resolusi 2022 sudah tercapai? Aku bahkan lupa resolusiku, kayaknya aku nulis tapi so far aku gak pernah ngitungin dan ngikutin. Yang jelas, 2022 itu menjadi sebuah titik balik atas apa yang aku mau dan lakukan untuk masa depan. Banyak pemicu atas itu yang lahir di tahun ini.
Desember itu selalu menjadi bulan yang menyenangkan dulu. Waktu sekolah maupun kuliah. Karena desember identik dengan liburan. Dan natal! Sampai sekarang aku suka natal, vibesnya, entah ini imajinasiku aja, tapi vibes natal itu beda. Padahal di sekitarku gak banyak yang ngerayain natal.
Yah waktu berjalan begitu cepat, 1 tahun 2 tahun itu sudah sesuatu yang biasadinantikan. Investasi mikir sampai 5 tahun lagi. Seolah olah 5 tahun lagi itu waktu yang cepat. Karena kita itu deep down tau, tidak ada sesuatu signifikan yang berubah di hidup. Even kalau memang faktanya ada sesuatu yang signifikan, itupun tidak terlalu membuat otak kita menjadi kaget, hang atau paralyzes, karena sesuatu itu, walaupun memang baru, tapi itu udah bentuk berbeda dari sinyal otak yang pernah diberikan oleh event masa lampau.
Kenapa waktu remaja kita merasa tahun ke tahun itu precious, ya karena kita belum hidup lama aja di dunia ini. Masih banyak hal yang rasanya mesti di explore dan dilakukan di tahun tahun berikutnya. Beda dengan sekarang, sesuatu yang mesti di explore itu sudah berubah jadi “mesti” ke “tidak mesti”.