1 Halaman Banyak Rumah

· 2 minute read

Hari ini aku di kampung halaman, rumah nenek karena lagi merayakan hari raya galungan. Selamat Galungan!

Rumah adat Bali jaman dulu dimana 1 halaman itu dihuni oleh banyak kepala keluarga. Contohnya di rumah nenek ini. Ada 5 kepala keluarga dalam satu halaman yang super luas. Kenapa seperti itu, dan aku coba andai-andai alasannya.

Jaman dulu mungkin masih tidak seaman sekarang. Well, walaupun sekarang dunia juga tidak aman, tapi jaman dulu, tidak ada teknologi untuk membantu mengamankan kondisi dan lingkungan seperti sekarang. Ditambah dulu juga masih sering perang. Oleh karena itu, dengan para kepala keluarga yang saling berdekatan, saling solid, untuk menjaga satu sama lain menjadi solusi ampuh untuk mengatasi masalah itu.

Tapi, ketika rumah tersebut diwarisi ke 2 generasi selanjutnya, berarti ke cucunya. Di jaman sekarang, jenis rumah seperti ini itu sangat tidak umum. Orang mulai individualis, karena tidak melihat keuntungan untuk hidup seperti ini.

Misal ada case ini, ketika ada problem internal di salah satu keluarga, mungkin pada jaman kita berusaha untuk tidak ikut campur terlebih dahulu, sampai ada nyawa yang menjadi taruhan baru kita turun. Tapi kalau untuk jaman dulu, mungkin para sesepuh itu solid, sehingga mereka ikut campur untuk mendamaikan. Karena keakuran antar dan inter keluarga menjadi faktor besar untuk meningkatkan chance untuk survice pada jaman itu.

Tentu dijaman sekarang rumah seperti ini masih difungsikan. Masih pada rame kok di desa tinggal dirumah warisan kakek/buyut ini. Tapi mungkin, kalau ditanya “why”-nya, selain dari sisi spiritual (satu merajan), jawaban yang didapat akan lebih sedikit. Kalau dari aku, jawabannya itu diatas.

Aku jadi mikir, apabila di dunia modern sekarang, hidup seperti rumah di desa ini, tapi dengan intensi yang benar. Saling support, saling bantu, atau bahkan join kekayaan. Misal, aku sama kakaku, 2 KK tinggal di halaman yang sama tapi beda gedung. Punya mobil 3, mobilnya bisa kita pakai ganti gantian, menurutku itu bisa jadi solusi baik atas ekonomi sekarang. Bisa meningkatkan lifestyle.

Tapi tentu saja itu tidak mudah. Mungkin aku dan kakaku bisa hidup dengan solid, karena kita sedarah, dan sudah pernah hidup bersama selama puluhan tahun. Tapi bagaimana dengan pasangan, pasangan kita? Aku percaya, walaupun kita tidak memiliki niat buruk kepada orang, tapi ketika hidup bersama, gesekan-gesekan itu akan selalu ada, dan semakin banyak orang yang hidup bersama, apakah bisa mentoleransi gesekan-gesekan itu? Itu mungkin tantangan-nya.

Oh ya, tentu saja tantangan yang utama: Beli tanah dulu yang luas haha. Minimal 3 are.

comments powered by Disqus