Kematian, selalu digadang-gadang sebagai ganjaran atau hukuman tingkat paling tinggi, akhir dari segalanya.
Di hukum negara, di indonesia tembak mati adalah hukum yang tertinggi.
Kematian itu inevitable. Tinggal tunggu kapan aja, tinggal waktu yang membawa kita kesana.
Semua makhluk hidup tidak ada yang ingin mati. Salah satu instinct alami semua makhluk hidup: Survive.
Otak kita di design untuk survive, oleh karena itu apabila ada kegiatan atau response alam yang “mengarah ke kematian”, tubuh memberikan kita rasa sakit. Rasa sakit ini sangat amat tidak nyaman. We hate kesakitan, makanya kita menghindari kematian.
Kematian itu selalu terkesan menakutkan. Mungkin karena itu irreversible ya, sesuatu yang irreversible itu kalau gak disengaja, biasanya perlu decision making yang matang untuk dilakukan.
Banyak orang takut mati, banyak orang yang juga ingin mati. Mereka lebih tersiksa di kehidupan sehari-hari sehingga berpikir dengan kematian, mereka bisa terlepas dari sakit dan siksaan ini.
Enggak ada yang tau apa yang terjadi setelah kematian. Karena tidak ada yang pernah bisa ngasi testimoni. Karena again kematian itu irreversible.
Banyak kepercayaan yang mendeskripsikan “afterlife” itu seperti apa, tergantung kalian mau percaya yang mana. Di game, kematian itu dianggap “kalah”. Kita sebagai player mudah mengerti gameplay itu. Death means lose the game. Seolah-olah kita udah dekat dengan rules itu di kehidupan.
Berduka selalu terlibat dengan kematian.