Attention Sucker

· 2 minute read

Ada yang menarik perhatianku. Ketika aku kerja, terus istirahat dan memutuskan untuk main sosmed, aku bakal butuh force khusus untuk berhenti. Ketika aku mau mandi, terus main sosmed dulu sebelum mandi, aku bakal telat mandinya. Even kalau aku memutuskan untuk main game, tapi aku mau sekilas liat sosmed, main gamenya tu bakalan gak jadi. Padahal sama-sama tujuannya untuk entertainment. Social media is crazy.

Kecanduan main social media itu nyata. Ada sesuatu yang membuat kita tidak bisa berhenti untuk main social media. Sesuatu itu adalah konten yang selalu baru. Di social media konten baru akan terus bermunculan dari setiap scroll yang kita lakukan. Ditambah lagi konten yang disajikan itu sudah di enhance berdasarkan konten yang kita konsumsi sebelumnya sehingga meningkatkan percentage kita untuk terus stay di sosial media. Recommendation system. Aku udah sempet nulis itu disini:

Free Write 5 Minutes: Recommendation system is dangerous

Sejujurnya aku udah sadar tentang salah satu bahaya sosmed itu ini. Tapi beberapa minggu kemarin aku makin memberikan sedikit kesadaran tentang kebiasaanku bermain sosmed. Dan hasilnya itu. Kalau udah megang hp, buka sosmed gan keinginan ngeliat bentar doang, bentar itu akan menjadi lama. Social media is the attention sucker

Selain something novel dan recommendation system, recommendation system is not always good karena konten yang beneran bagus sometimes tidak di reward oleh recommendation system. Konten yang di reward adalah konten yang “sensasional”. And most of the time sensational is bad. Oleh karena itu, dari system ini para content creator berlomba-lomba untuk memenuhi syarat recommendation system. Dan akhirnya sosial media berisi konten yang dipenuhi oleh hook hook yang mengundang atensi. Thumbnail horor di youtube, judul yang clickbait. Caption yang menyeramkan. Tujuannya supaya user mau ngeclick konten itu, dan kalau hoki bisa stay dan mengkonsumsi itu. Recommendation system mereward itu, dan itulah konten-konten dihalaman muka kita yang sering kita tonton tanpa sadar, pasti mengandung elemen itu.

Attentioncracy. Untuk mau menang didalam social media, harus bisa jago untuk mengambil alih atensi user. Walaupun konten kita enggak sebagus itu. Ini semua demi memuaskan recommendation system dengan tujuannya agar user lebih lama spent waktu di platform mereka. Lebih lama spent waktu = more money. Not in direct way of course.

Related Readings:

Viral Tolol

Tentang viral

comments powered by Disqus