Bagaimana Menulis

· 3 minute read

Kayaknya aku sudah pernah bahas ini, mungkin di tulisan setahun 2 tahun bekalang, nanti akan disematkan kalau ketemu

Intensitas menulisku sudah sangat jauh menurun dibandingan dengan setahun sebelumnya. Yang dulu setiap hari nulis, sekarang sebulan paling cuma 10 kali.

Tapi kalau mau tau bagaimana aku menulis, kira-kira perubahannya tidak signifikan.

Aku meluangkan waktu, entah di kamar atau di teras dulu kalau wfh di bali. Buka squibler.io, set waktu 5 menit, dan nulis apapun yang keluar dipikiran, tanpa edit. Mau nulis sesuatu yang kasar, mau menulis sesuatu yang duplikat 2 sampai 3x, menulis yang tidak nyambung konteks antar kalimat, pokoknya diketik dulu.

Setelah 5 menit, apabila masih ada rasa ingin menulis, maka limitasi waktu akan diabaikan. Sampai di 200-300 kata, dan otak sudah buntu, maka itu waktunya untuk stop, dan memulai untuk menyunting.

Proses menyunting ini kadang cepat kadang lama. Yang paling cepat biasanya bisa sampai 5 menit, yang paling lama biasnya bisa sampai 45 menit. Yang lama biasanya tulisan diatas 500 kata.

Yang aku sadari ketika menulis adalah, aku terlalu sering menggunakan “,” alias koma. Mungkin ini sesuatu yang selaras dengan flow berpikir dan berbicaraku ya, ya, kayak gini contohnya, setiap intonasi akhiran, diakhiri dengan koma. Biasanya apabila dalam satu kalimat banyak koma, itu menjadi bahan yang sering aku sunting.

Setelah menulis selesai, kopi semua tulisan dari squibler.io, lalu paste ke blog. Karena sekarang menggunakan hugo sebagai cms nya, maka perlu git commit push lagi supaya update ke website hostingannya.

Lalu untuk menentukan apa yang ditulis itu bagaimana?

Kalau waktu dulu, aku akan berusaha mencari topik minimal 1 untuk ditulis. Entah itu dari observasi, atau dari bacaan yang aku baca, buku, newsletter, blog, video yang aku tonton, fenomena, dan lain-lain. Harus ada. Dulu aku selalu menyempatkan untuk membaca artikel blog minimal sampai dapet bahan 1 dalam satu hari.

Terakadang juga bahan tersebut sudah kuparkir jauh-jauh hari. Misal dalam seminggu ini ada lima topik yang bisa ku bahas, maka itu bisa menjadi tulisan untuk lima hari kedepan.

Sekarang sudah berbeda, sekarang menulis lebih karena ada sekelibat ide yang datang, karena sehabis membaca, atau karena apa. Langsung catet, langsung tulis. Biasanya apabila tidak lagi berada ditempat dan waktu yang tepat untuk menulis, aku taruh dulu di notes iphone.

Ada satu tulisan di notes yang masih dirty dan belum ku publish, kalau mau liat contoh notes ku yang aku tulis, ini kira-kira:

Menemukan toko buku online bagus

Aku baru saja menemukan toko buku online yang memang aku cari-cari. Karena mereka menjual buku-buku yang langka buku yang tidak bisa didapatkan di indonesia atau e-commerce indonesia, tapi dengan ongkir free seluurh dunia.

Namanya betterworldbook.com. Walaupun tidak lengkap tapi beberapa buku yang kucari ketelu lah. Nah aku udah pesan buku sekitar $50 free ongkir, dan semoga saja nanti ketika masuk ke Indonesia, tidak ada biaya biaya tambahan dari beacukai. Tapi berdasarkan pengalaman, waktu import batu permata, tetap dimintain biaya. Gapapa deh bayar asal enggak terlalu mahal.

Aku juga udah menstate, kalau membeli sesuatu yang positif, gapapa mahal-mahal, at least yang aku beli itu buku, walaupun ujungnya berdebu dipojokan. Padahal sejatinya yang bikin senang itu adalah waktu “belanjanya”, bukan pada saat buku itu dibaca haha. Gapapa belanja impulsif asal buku, gitu lah.

Sejujunya motivasi membaca buku ini juga awalnya bukan untuk memperdalam ilmu, tapi supaya lebih dikatai “pintar” dan “rajin” haha. “Liat nih, aku udah baca buku-buku yang keren, indie” Yaa, gapapa walaupun awal motivasinya salah, dan sejujurnya masih ada motivasi itu, tapi setidaknya dengan motivasi itu aku jadi beneran membaca dan, sekarang sudah menjadi kebiasaan yang baik.

comments powered by Disqus