Kadang kita bilang orang begok itu karena dia tidak tau. Padahal orang begok itu kalau kalian sadari adalah orang yang baru tau sedikit.
Pengetahuan dia yang sedikit atas suatu hal membuat dia menjadi arogan, dan akhirnya mengimplementasi berdasarkan pengetahuannya dia yang sedikit itu. Yang akhirnya kita tau, implementasinya gagal, gagal lagi, dan akhirnya terus menuju ke konklusi yang tidak dia siapkan.
Orang yang tidak tau, dia gak bakal mengimplementasikan sesuatu yang dia tidak tau. Simply karena dia tidak tau, gak tau dari mana, kepikiran implementasi aja enggak.
Makanya orang-orang begok itu adalah orang-orang yang tau sedikit. Seolah-olah tau banyak, tapi setelah di cobain ternyata resultnya berantakan, tidak sesuai yang diharapkan dan akhirnya merugikan banyak orang.
Orang begok juga memiliki confirmation bisa. Dimana ilmu yang dibaca itu di selektif, mengkonsumsi informasi-informasi yang mengkonfirmasi ilmu yang sedikitnya dia aja, mengacuhkan yang lain. Makanya terkadang perlu force dari luar, perlu bantuan untuk tidak menjadi begok lagi.
Let say kita diperdebatan, ada orang yang argumennya begok, apakah dia itu orang yang “tidak tahu”, orang yang 0? Enggak. Dia itu orang yang tau, “sedikit”, atau orang yang tau tapi informasi dan kesimpulan yang dia miliki itu melenceng dari benar karena sifat arogan yang timbul dari pengetahuannya dia yang sedikit.
Tapi kita juga bilang orang yang tidak tau itu orang begok. Ada casenya. Kalau aku pikir kembali, kalau orang itu tidak tau atas sesuatu yang harusnya kita tau. Common sense lah, sometimes kita bilang mereka itu begok.
Jadi tetep belajar my friend. Jangan cepat puas, cari setiap edge case, berusaha patahkan atau detailkan setiap kesimpulan yang kalian dapatkan selama proses.
Related reading