Belajarlah sampai tidak belajar

· 2 minute read

Waktu SMA, aku main baseball dan kebetulan ditunjuk sebagai pitcher. Walaupun lemparan gak bagus-bagus amat, tapi gapapa, aku coba jadi pitcher.

Intinya winning point pitcher kompetisi basebal SMA: bagaimana cara agar lemparan kenceng dan strike. Karena kebanyakan pemukul bola strike itu masih kadang-kadang enggak kena, jadi tidak perlu banyak trik lah. Intinya, strike dan kenceng.

Ada triknya, karena pelatih juga dulu mantan pitcher, jadi posisi ancang-ancang harus seperti ini, putar pinggang harus seperti ini, tangan kiri posisinya seperti ini biar lurus, lengan, pergelangan tangan harus seperti itu, kapan harus lepas bola, pandangan mata harus ke mana, dan ketika lepas bola posisi harus seperti apa, penuh teori. “Best practice” nya seperti itu.

Tapi lucunya adalah, ketika ingin melempar bola, dan memikirkan segala teknik diatas, teknik melempar bola yang baik dan benar, bolanya tidak terlempar dengan benar.

Tapi apabila melempar dengan biasa, lemparan jadi ok bagus.

Pikiran adalah pilot dari segala aktivitas ditubuh kita. Pikiran tenang membuat tubuh kita bisa menjalankan fungsi dengan optimal, pikiran kacau, tidak fokus, lain-lain, terdistraksi atau tidak tenang, membuat fungsi tubuh kita juga tidak menjadi optimal

Dari case tadi, ketika melempar bola, dengan pikiran sedang memikirkan “cara melempar bola yang baik dan benar”, secara tidak langsung pikiran ini menjadi tidak fokus. Karena pikiran sedang “berpikir bagaimana melempar dengan benar”, yang berimpact kepada pikiran yang tidak tenang, berimpact kepada lemparan yang akhirnya kurang optimal.

Tapi kenapa, malah melempar bola tanpa mencoba memikirkan “best practice” malah jadi benar? Apa itu cuma hoki-hokian? Penjelasan begini.

“Best practice” akan menjadi best untuk difungsikan apabila, pilot yang melakukan itu dalam kondisi tenang. Cara agar pilot bisa berada di kondisi tenang adalah, dengan menjadikan best practice itu diluar kepala, alias sudah melakukan latihan berkali-kali hingga sudah menjadi kebiasaan dan sudah tidak ada pikiran lagi untuk memikirkan how-to “best practice” dalam kepala.

Dikasusku, intensitasku latihan untuk melempar as pitcher secara “best practice” itu sangat kurang. Tapi as a baseball player, teknik basic melempar tangkap itu adalah makan sehari-hari. Dengan melakukan basic teknik melempar, pikiranku menjadi tenang menjadikan badan berfungsi baik untuk melempar sehingga lemparan menjadi baik.

Belajarlah sampai tidak belajar. Meaning, belajarlah sampai pikiran ini sudah tidak perlu memikirkan topik pembelajaran tersebut di kepala. Dengan kata lain, master it.

comments powered by Disqus