Berarti bukan kamu pasarnya

· 2 minute read

Kemarin aku parkir judul ini karena ada sesuatu yang terlintas. Tapi sekarang udah lupa! dang. Tulisan tidak bakalan sesuai dengan apa yang aku pikirkan kemarin, tapi tulis aja deh.

Bukan kamu pasarnya. Aku mungkin beberapa bulan lalu ngeliat ada orang yang ngestate ini. “Berarti bukan kamu pasarnya” di twitter. Banyak yang ngerecokin kayak sok dan lain-lain, tapi sebenarnya kalau kita coba masuk lebih dalam sebenarnya kalimat ini sering bener.

Ketika ada sesuatu yang digunakan banyak orang, tapi kita tidak merasakan sesuatu tersebut berguna untuk kita atau tidak men-spark joy buat kita kata mary kondo, berarti sangat wajar dong kalau kita simpulkan bahwa sesuatu tersebut dibuat bukan untuk kita. Let say tas branded yang hampir seharga rumah. Buat upper class, selebrity pada rebutan beli. Tapi buat kita, kita gak ngerti kenapa kita harus beli itu. Sesimple karena bukan kita pasarnya.

Tiktok waktu bowo-era. Banyak-banyak sekali orang yang ngejelekin tiktok alay lah apa lah. Karena dulu tiktok memang pasarnya bukan kita. Tapi sekarang, Meta aja ketar-ketir ngeliat perkembangan DAU Tiktok. Semua pada pindah ke tiktok!

So statement itu jangan dijadikan alasan kalau orang itu sok, tidak menghargai pembeli, atau konsumen. Yaudah bukan kalian aja pasarnya, udah selesai tidak usah diperdebatkan. Kalau mau menjadi pasarnya, yaudah coba ubah diri dulu biar masuk.

Tapi, tapi karena sering bener, sering juga dijadikan kalimat untuk berdebat atau kalimat skakmat yang, sebenarnya konteksnya itu tidak relevant. Ini yang mesti kita teliti.

Kayaknya tulisan yang mau kemarin aku tulis enggak kayak gini, tapi gpp lah hahaha.

comments powered by Disqus