Budaya

· 2 minute read

Kemarin aku denger diskusi bapak-bapak di pura, tentang dampak covid di Bali, bagaimana Bali yang sangat berdampak, bisnis lokal yang bergantung dengan tourism itu kena. Bali lumpuh karena masih mayoritas bergantung dengan pariwisata. Tapi aku jadi mikir, kenapa sih orang-orang pada mau datang ke Bali untuk berwisata for the first place. Coba kita lihat alam. Aku akui memang Bali beraneka ragam manjaan alam bisa didapatkan disini. Tapi di Indonesia tidak hanya Bali yang memiliki alam yang memukau. Lalu, budaya. Budaya yang dimaksud itu ya budaya tradisionalnya. Kalau di Bali budaya tradisionalnya juga memang masih dilestarikan dari jaman dulu sampai sekarang, ngeblend dengan modernisasi. Tapi di Indonesia juga banyak yang masih melestarikan budaya mereka, enggak di Bali aja. Jadi apa sebenarnya? Budaya akan mendewakan tourist. Itu menurutku kenapa banyak tourist pada datang ke Bali. Budaya ini jadi merembet kemana-mana, yang tujuannya cuma 1: Tourist menjadi betah dan menghamburkan uangnya di Bali untuk liburan. Efek dari budaya ini memang sering kita lihat, banyak bule yang jadi arogan. Tapi kerugiannya tidak sebanding dengan benefit yang diberikan ke daerah ini. Untuk saat ini. Dengan core pemikiran/budaya ini, merembet juga ke pembangunan infrastruktur yang makin di fokuskan ke pariwisata. Banyak alam diberikan akses akomodasi sehingga terjamah juga dan menjadi tempat wisata juga. Lombok gak kalah cantik sama Bali, tapi kenapa Bali lebih terkenal ya karena itu. Nomad-nomad datang ke Bali, para wisatawan yang ingin stay lama di Bali makin menggulung karena testimoni mouth to mouth dari sesama nomad. Tapi aku juga masih belum tau apakah nomad ini memberikan keuntungan ke Bali atau enggak. Tapi yah intinya gitu. Tourist datang karena budaya orang Bali yang mendewakan mereka. I think itu bukan sesuatu yang buruk amat, itu sesuatu yang natural. Ya kita punya bisnis, kita mesti bikin customer/client kita senang dong. Tapi uniknya budaya ini bukan cuma orang-orang yang literally punya bisnis di bidang pariwisata aja, budaya ini semacam tertanam di mayoritas orang Bali, yang tidak berkecimpung di bisnis pariwisata sekalipun

comments powered by Disqus