Aku secara pribadi masih sering melakukan comforting lies daripada ruthless truth. Tapi semakin kesini aku merasa, ruthless truth lah yang lebih dibutuhkan untuk maju.
I don’t know, ruthless seems negative but the comfort one is lies. Lies is lies no matter what, dan bakalan berdampak di masa depan, yang bahkan itu kita enggak tau penyebabnya karena lies yang kita berikan, atau lies yang kita terima. Karena sudah jauh-jauh didepan.
Ruthless, walaupun kasar, tapi itu fakta, kebenaran. Fakta atau kebenaran akan selalu membawa kita kearah yang lebih baik, tergantung seberapa berani atau tabahnya kita bisa menerima itu.
Kebenaran memang selalu selfish, mereka tidak peduli perasaan siapa-siapa selain dirinya sendiri. Dan that’s the fact, comforting lies muncul karena truth is always ruthless and make someone hurt. Sekarang tinggal siapa yang bisa bear that hurt, dia yang akan bisa selangkah didepan dari yang tidak bisa. Masa depan kita, di define dari seberapa besar problem dan kebenaran yang bisa kita terima.
Comforting lies itu, benar-benar mengakar. Even aku aja masih sering memberikan itu, karena i know it will hurt, and this hurt i give will affect our relation. Tapi, sebisa mungkin kalau kamu ingin memberikan saran ke aku, give me the truth, aku akan coba tahan, sekalian aku mau tau seberapa kuat sih sebenarnya aku bisa tahan.
Comforting lies always become the choices of the majority, because it makes them feel safe. Truth always become second choices