Menkonsumsi self-development content. Entah dari internet atau buku. Entah formatnya text, video, audio, ternyata ada sisi negatifnya juga. This world is so balanced, even yang kayak mengkonsumsi sesuatu yang baik, niatan kita untuk menjadi orang yang lebih baik turn out ada drawbacknya.
Negatifnya adalah, apabila kita mengkonsumsi tanpa melakukan aksi.
Dengan mengkonsumsi itu, kita mendapatkan knowledge. Tapi knowledge tanpa implementasi, itu sebenarnya cuma ilusi seolah olah kita mendapatkan sesuatu, padahal enggak. Kita merasa tau, harus melakukan xyz. Kita dipuaskan olehh rasa ‘tau’. Rasa puas membuat kita malas dan malah tidak memberikan kita asupan motivasi untuk menerapkannya. Ada juga yang karena kita tau tapi terlalu malas untuk aksi jadi stress sendiri, curse of knowledge.
Mind masturbation kata orang-orang. Memuaskan otak kita aja, tapi kita sebenarnya tidak mendapatkan apa-apa di dunia nyata.
Orang yang sudah start mengkonsumsi self-dev content itu sebenarnya udah ada beberapa step lebih majulah. Karena butuh kesadaran, untuk start mengkonsumsi itu sebelum ketagihan. Tapi kalau tidak ada aksi, sebenarnya mereka malah tidak lebih baik dari orang lain. Even mereka bisa jadi arogan, sombong, merasa mengetaui semuanya, tanpa eksternal sukses yang keliatan.
Disisi lain, mengkonsumsi itu ada yang menjadikannya rekreasi. Instead nonton netflix, main game, mereka rekreasinya malah mengkonsumsi itu. Itu menurutku better in certain way.
The best way to use self-dev content udah jelas ya. Consume > Create > Consume > Create. Bukan Consume > Consume > Consume > Tipes.