Aku baru-baru ini discover midjourney. AI yang bisa generate gambar berdasarkan deskripsi yang kita inputkan. Gambarnya aku udah liat, udah nyoba juga. Mamen, bukan main-main. Canggih banget.
Sebagai orang yang tidak bisa menggambar sama sekali, this is really really impresive. Aku bisa punya art dalam kurun waktu singkat dibanding hidupku selama 25 tahun.
Ketika ada sebuah teknologi kayak gini aku selalu mikir:
- Siapa yang kena distrupt, existing apa yang kena distrupt
- Bisnis apa yang bisa tercipta atau ter-extend menggunakan ini.
Yang kena distrupt mungkin artist. Yang berbisnis disekitaran itu. Atau nih, orang yang baru mengasah skill gambarnya dia. 2 tahun mengasah skill menggambar digital art, tapi udah bisa dikalahkan oleh orang dengan jago make midjourney. Apa mereka tidak merasa sia-sia?
Jujur aku juga pernah merasa begitu. Baru mendiscover tools “no-code”. Merasa sia-sia karena, belajar 4 tahun itu bisa menjadi software engineer, tapi sekarang orang biasa bisa membuat software hanya menggunakan “no-code”.
Tapi menurutku itu akan terus datang, perasaan ini, event ini. Karena perkembangan teknologi tidak akan bisa dihentikan. Selalu akan ada individu yang curious, organisasi yang menciptakan inovasi-inovasi keren. Teknologi yang kita pelajari sekarang, akan selalu obsolete dimasa depan. Tapi disisi lain, teknologi berkembang cepat dan tidak secara bersamaan.
Waktu aku coba no-code, bener itu bisa membuat apps/website secara mudah dan instan, tapi no-code yang sekarang masih tidak se-revolusioner itu. No-code yang sekarang tidak akan bisa membuat apps complex. Flexibilitas juga sangat rendah.
Midjourney, walaupun aku merasa revolusiouner, aku yakin para aktor yang kena senggol juga akan merasa tools itu tidak se-perfect itu.
Jadi kalau kamu merasa sia-sia karena merasa skill obsolete karena ada teknologi baru. Jadikan itu tanda bahwa, harus terus belajar. Cari tau, kalau memang serasa berguna pelajari. Kalau enggak, asah yang sudah ada.