Reward system yang ada diotak sudah ada sejak kita manusia belum menjadi manusia. Dan sampai sekarang system itu masih tetap ada, tidak berevolusi, karena kita sebagai makhluk hidup masih fully menggunakan itu. System itu masih works, masih berfungsi sebagai mana mestinya dan akhirnya kita merasa untuk tidak perlu untuk meng-enhance atau remove. Otak memang secanggih itu
Ngomongin reward system, tidak akan lepas dengan dopamin. Dopamin itu sebenarnya dihasilkan ketika otak membutuhkan rasa enak. Jadi dopamin itu bukan rasa enaknya itu sendiri, dopamin adalah antisipasinya.
Dopamin dihasilkan supaya kita “pengen”, dan ketika itu sudah tercapai, otak akan memproduce chemical yang bikin kita merasa enak. Natural opioid.
Jadi dopamin system adalah system untuk bikin “pengen”. Supaya kita giat, termotivasi untuk mengabulkan itu. System opioid itu system “enak”-nya. Kita bilang system opioid aja, karena aku gak tau juga namanya.
Ketika sesuatu itu tercapai, system opioid itu akan mereproduce natural opioid. Opioid ini adalah psikotropika, yang ada dalam kandungan morfin dan heroin. Tapi ini dibentuk natural oleh tubuh.
Reward system dibikin supaya kita manusia bisa bekerja sebagaimana manusia yang di design. Mamalia lah. Tapi tentu lebih kompleks dari mamalia hewan. Memberikan insentif berupa rasa enak supaya kita tetap dalam jalur untuk menggapai:
- Berkembang biak,
- Bertahan hidup,
- Berteman,
- Cinta.
Kita sebagai manusia by design mencari itu makanya reward system memberikan “reward” apabila kita berhasil melakukan sesuatu yang mendekatkan kita kesana. Contoh yang paling obvious:
- Sex
- Makan & Minum
- Membentuk komunitas
- Berkeluarga
Reward system ini pada dulunya perfect. Tapi sekarang terjadi flaw. Karena sesimple dunia luar berkembang pesat, dan otak kita tidak berevolusi. Ada gap disana.
Next post bakal kita dalami flaw-nya apa saja