Financial Journey

· 2 minute read

Bapakku tadi tiba-tiba ke kamar bilang: “de mau beli rumah? Udah kayak nawarin nge grabfood. Darisana terus merembet ke finansial journey.

Intinya bapak ibuku ngutang untuk memenuhi tujuan finansial keluarga. Aku tidak akan masuk ke detail, tapi ada beberapa kesimpulan yang aku dapatkan:

  1. Ngutang jangan untuk tujuan konsumtif. Mostly bapakku ngutang untuk beli rumah dan pendidikan anak. Rumah termasuk juga renovasi rumah. Kalau pendidikan juga include biaya merantau dan hidup anak-anaknya. Enggak pernah ngutang untuk meningkatkan lifestyle hal kayak beli mobil sport dll.
  2. Jaman dulu memang serba lebih murah Aku sempat mikir, walaupun rumah jaman dulu itu lebih murah, tapi gaji jaman dulu kan juga enggak sebanyak sekarang. Tapi faktaya rationya lebih kecil. Katanya dulu supir aja bisa beli rumah, sekarang waduh susah. Rasio gaji:rumah berdasarkan hitungan kasar aja 1:100. Tapi sekarang mungkin bisa 1:10000 🤯
  3. Investasi masih terbatas Dulu bapak ibuku belum terlalu tau model investasi lain selain tanah. Even emas pun baru tau mungkin sekitar late 2010-an. Selain informasi terbatas, cara akses ke instrumen investasi lain juga masih susah. Ini bisa jadi not-so keuntungan kita as gen-x, gen-y gen-z, karena sekarang investasi pakai modal 10rb aja udah bisa.

Selama aku masih pelajar aku gak merasa berlimpah, tapi aku gak pernah merasa kesusahan finansial juga. Baru bapakku cerita tadi baru aku ngerasa wow aku sangat beruntung. Aku tidak sampai merasakan struggling ini. Meraka merencanakan situasi finansial ini dengan baik. Bapak ibuku lah yang menaikan derajat finansial generasi keluarga dari low ke middle class. Aku nulis tentang generasi kekayaan disini:

Strata Ekonomi Generasi Keluarga

Aku cukup melek finansial, tapi aku tetap skeptis tentang kredit. Aku selalu mikir kredit boleh, asalkan kita memiliki cashnya. Rumah terkecuali. Tapi mendengar cerita ini, pikiranku sedikit terbuka tentang kredit.

Kredit diciptakan memang menjadi solusi atas masalah yang ada, gak bisa beli tapi perlu. Jadi kalau PERLU, tapi belum punya uang, kredit bisa jadi solusi. Artnya ada di perlu, kalau keperluan kalian konsumtif, kredit bakal jadi negatif, kalau keperluan kalian produktif, kredit akan jadi positif.

comments powered by Disqus