Setelah seperempat abad hidup, aku ngerasa 3 tahun kebelakang ini apa yang aku inginkan itu tidak kuat, dan tidak konsisten. Aku yakin banyak orang juga sama seperti aku.
Dulu aku inget waktu masih sd, aku mikir asal ada ps2 dan kaset yang banyak rasanya hidup sudah komplit. Tapi sekarang, ps4, laptop gaming enggak pernah aku sentuh 1-2 bulan terakir. Berakhir berdebu di pojok kamar.
Aku ngerasa, selama ini keinginan yang terkuat itu adalah punya uang banyak. Mungkin semakin lama hidup semakin terbukti kalau punya uang banyak itu bisa banyak membawa kebahagiaan, dan aku percaya itu. Kalau ada orang yang membantah menurutku dia salah mengeluarkan uangnya.
Tapi kalau aku tarik garis panjang, apa yang pingin aku beli pakai uang pun, aku bayanginnya enggak begitu “pingin” . PS 5? PS4 aja gk pernah dimainin. Rumah? Sekarang kayaknya gk perlu, siapa mau diem disana kalau sendirian aku takut. Lamborghini? Enggak juga, aku gak pernah terlalu mengidam-ngidamkan mobil sport, even sejak kecil. Travelling? Enggak pernah pingin sampai itu terjadi dan akhirnya gak pingin pulang. Enggak pernah ada yang aku benar-benar inginkan dengan memiliki uang.
Kalo kata budha, desire is suffering. Dengan kita memiliki desire, kita mengkontrak diri kita dengan ketidak-senangan hingga desire itu membuahkan hasil. Aneh. Kita pingin, kita tidak senang, kita senang itu semua berasal dari diri kita sendiri.
Tapi apakah kita, yang tidak punya desire ini sudah benar? Menurutku tidak. Aku lebih percaya apapun didunia ini harus balance.
Mungkin kalau aku bisa simpulkan-simpulkan banget ini, apa yang kita inginkan adalah, kita ingin sesuatu yang kita inginkan pada saat moment itu, bisa didapatkan. Tidak ada halangan uang, waktu, kerjaan, sosial status, atau apapun.