Free Write 5 Minutes: Belanja Karena Gabut

· 2 minute read

Belanja karena gabut. Sebagian besar kita, para consumer pernah merasakan hal ini. Belanja sesuatu, tapi bukan karena butuh, tapi karena bosen. Salah satunya aku.

Tadi sore dateng ipad baru, yang aku pesen kemarin lusa. Ketika sudah sampai aku bingung, ni ipad mau dipake buat apa?

Melihat sesuatu yang baru itu sangat mengasyikan, karena otak kita memang didesign untuk itu. Searching for something novel. Mungkin ketika jaman batu kalau kita tidak segera menemukan sesuatu yang baru, bisa survive. Mungkin. Tapi sekarang karena hal-hal baru, benda-benda baru, makanan-makanan baru sering banget tercipta, jadi mencari selalu hal baru sudah tidak relevan. Malah bikin boros dan tidak ramah lingkungan mungkin ujung-ujungnya. Banyak mungkinnya ini paragraf haha.

Pattern dari belanja karena gabut ini biasanya gini. Selama kita searching, riset sampai menekan tombol beli, kita merasa sangat excited. Tapi ketika barang itu sudah sampai, feeling itu udah enggak wow lagi. Kita lebih excited kepada antisipasi daripada ketika itu datang. Tapi ini memang dibanyak aspek sih, bukan cuma shopping.

Dopamin hit, salah satu mengapa belanja itu mengasyikan. Dopamin itu hormon kesenangan, kalo senang dopamin bakal muncul. Belanja salah satunya, makanya kita belanja supaya dopamin keluar, yang efeknya kita jadi senang. Sesaat.

Aku mencoba membuat ipad ini berguna. Jadi aku coba pake belajar hal baru: digital drawing. Aku liat-liat di internet digital drawing itu banyak pake ipad, selain wacom. Appsnya yang di pakain itu procreate. Coba aku liat seberapa bisa aku komitmen buat make ipad buat belajar digital drawing. Btw thumbnail tulisan ini digital drawing pertama ku haha.

comments powered by Disqus