Semakin kesini semakin berkesimpulan, kalau segala di dunia ini enggak ada yang 100%. Ideologi tentang sesuatu?, enggak 100 %. Stereotipe mu tentang gender?, enggak 100% benar juga. Apapaun itu, pasti selalu ada outlier-outlier yang membuat itu menjadi tidak 100%.
Ditambah lagi dengan ada manusia yang terlibat disana. Suatu teori, ideologi, stereotipe enggak bakal bisa 100% bila ada manusia yang terlibat. Makin banyak makin berkurang chancenya. Human is too complex.
80/20 rule, parreto effect. Itu menurutku udah mewakili banget dah, buat dijadiin pedoman diapapun. Soalnya terkadang kita dituntut untuk menjadi perfect, tapi mencari kesempurnaan itu wasting time, yang ujungnya pasti enggak tercapai. Dengan menggunakan teori 80/20 kita bisa merubah mindset, kalau di dunia ini enggak ada yang 100%, yang ada cuma mayoritas, minoritas.
Mindset shift itu menurutku cukup baik, supaya kita tidak terlalu ambis untuk menggapai sesuatu, ambis untuk berpedoman terhadap sesuatu, ambis dalam berideologi. Yang akhirnya mengorbankan hidup kita. Biasa-biasa aja. Keep balance.
Dengan berpemikiran segala hal itu enggak ada yang 100%, Enggak menjadi mayoritas itu enggak papa. Karena kita akan tetap tidak sendiri, kita akan tetap memiliki kelompok kecil, atas apapun.
Yah, mungkin yang bisa 100% itu cuma pr matematika, waktu sd, yang dikerjain bareng di bimbel pulang sekolah.