Mungkin lebih ke mindset dulu kali ya, soalnya sebagian besar kita susah untuk say no itu karena enggak enakan. Untuk berani say no atau menolak sesuatu itu, kita harus selfish sih.
Selain itu, penyampaian say no/penolakan itu harus bener juga. Konflik sering terjadi bukan karena pesan tapi karena penyampaian. Enggak mesti sopan, yang pasti benar mengikuti sikon. Even alasan kita adalah mager, penyampaian kita mesti tepat.
Coba kita mapping alasan susah say no dengan solusinya.
- Susah karena simpati. Simpati tentu sebenarnya sesuatu yang baik ya. Tapi kalau kita mengabaikan diri sendiri demi orang lain itu yang salah. Mindset kita agar bisa say no mungkin bisa gini. “Bakal ada orang yang bantu juga”, atau “Kondisi dan kejadian itu sangat kecil bakal terjadi ke kita”.
- Susah karna pamrih. Sorry to say berbuat karena pamrih biasanya nih chance mendapatkan imbalanannya kecil. That’s how our world work. Mindset shiftnya mungkin bisa “Kalau aku bantu, aku gak ada benefitnya buatku”
- Susah karena takut. Mungkin ini agak ribet, kita bisa breakdown dulu worst case ketika kita say no atau menolak dia. Ketika kita sudah tau, pikirkan apakah say no ini benar-benar berdampak buruk kepada kita. Kalau tidak yaudah tolak aja.
Sekali lagi, ketiga itu tentu saja bakal menimbulkan masalah kalau cara penyampaian penolakan kita tidak tepat. Buat yang selama ini selalu “yes” man, cobain tolak sekali. Rasanya enak banget, walaupun ada rasa berasalah dikit.