Pasti aja ada momen dimana kita ngasi tau orang yang lebih tua, tapi mereka tetap aja tidak berubah. Itu bukan karena dia sudah tua jadi kecerdasannya berkurang, bukan juga karena ego enggak mau dikasi tau yang bener dengan yang lebih muda. Tapi karena susah.
Orang tua, dia melakukan sesuatu yang sudah bisa dibilang menjadi habit. Contoh, dia sudah punya jadwal sendiri untuk kegiatan sehari-hari. Tapi ketika ada sesuatu yang eventual, yang membuat jadwal sehari-hari menjadi tidak seperti biasanya, biasanya bakal berantakan, plus ngomel-ngomel dulu. Mengubah suatu kebiasaan yang sudah berpuluh tahun dilakukan itu susah.
Comfort zone, sesuatu yang dilakukan repetitif sehingga menjadi kebiasaan menjadi comfort zone. Keluar comfort zone itu susah. Oleh karena itu, ngasi tau orang tua sesuatu untuk berubah, bisa dibilang menyuruh dia untuk keluar dair comfort zone nya.
Tapi tentu ada satu atau dua hal yang membuat itu menjadi bisa dilakukan. Alasan yang cukup kuat, dan itu bukan hanya untuk “ngasi tau orang tua buat berubah”, tapi konteksnya keluar dari comfort zone. Buat keluar dari comfort zone itu perlu alasan, yang biasanya hal eventual yang kuat sehingga mengubah pola pikir yang sudah dibangun selama puluhan tahun.