Ada hal yang tidak baik dilakukan. Hal kecil maupun hal besar. Hal yang merugikan orang lain atau merugikan diri sendiri. Hal yang dampaknya tidak langsung keliatan, atau langsung keliatan. Hal yang tidak baik menurut society. Hal yang secara science beneran tidak baik. Tapi kita tetap melakukannya. Terkadang kita memang tidak tau dampaknya dari hal tersebut. Dampaknya besar, diawal kita melihatnya hanya sepele. Tapi apabila kita sudah tau dampaknya besar, tapi kita tetap melakukannya, ada dampak tambahan yang datang pada diri. Dampak psikis.
Dampak tambahan psikis ini menurutku juga efek dari pengetahuan kita terhadap dampak sesungguhnya. Jadi kalau kita tau sebab akibat dari suatu hal, itu sudah seperti kutukan. Kita sudah tau, kita mesti berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan/tidak melakukan. Karena kalau kita melanggar, kita kena dampak double.
Contoh: Dulu mungkin kita biasa aja makan pedes-pedes tiap hari. Tapi karena rajin searching di internet kita tau makan pedas bisa membuat usus buntu. Kita sudah terkena kutukan. Disaat kita melanggar sekali saja, dampak aslinya mah sebenarnya masih jauh. Tapi dampak psikisnya malah lebih kerasa. Kita jadi merasa “Gagal”, atau “Tidak bisa mengontrol diri” dan self-blame lainnya lah, yang malah berpengaruh pada kegiatan sehari-hari kita.
Contoh Lain: Kita sering baca buku “sukses”, dimana kita menarik kesimpulan orang sukses itu harus punya habit a,b,c. Kita merasa harus melakukannya juga supaya sukses tapi kenyataannya tidak pernah dilakukan. Kita merasa “gagal” dan “enggak becus”. Padahal kita tetap sama seperti sehari-hari. Kenapa baru setelah baca buku baru merasa seperti itu?
Mengetahui sebab akibat sesuatu, seperti melakukan kontrak secara tidak langsung kepada pikiran dan emosi kita. Kalau dilakukan nice, kalau dilanggar dampaknya double.