Dulu waktu tamat SMA entah kenapa pilihan merantau itu kayak default. Mungkin karena orang tua dan kakak juga kuliah di luar Bali, dan mereka merasakan manfaatnya. Setelah 4 tahun kuliah, dan 1-2 tahun merantau kerja dan kembali ke Bali, aku baru merasakan perbedaan dan mulai mikir. “Kalau misalnya enggak merantau dulu, nasibku sekarang kayak gimana ya” Kayak gitu. Merantau life changing.
Kapan hari ada temen ku cerita dia ngambil kuliah S2 di UGM, dan udah hampir skripsi belum pernah ke kampusnya sama sekali. Karena WFH terus.
Mengapa merantau life changing mungkin karena ada beberapa alasan:
- Diversity Culture. Mungkin karena hampir 18 tahun di Bali ini baru kerasa kalau, culture itu banyak dan kita mesti ngikutin adat istiadat setempat.
- Opportunity. Entah kenapa bisa bermimpi yang serasa out of league.
- Embace Keanehan. Banyak hal-hal aneh dari sifat orang-orang. Ternyata para outlier outlier itu banyak di dunia ini. Bingung awal-awal, tapi akhirnya dimaklumi aja.
Aku sempet cerita keci-kecil tentang ini, dan semua temen-temenku yang merantau mereka merasa life changing juga. Dan aku tanya, nanti anak kalian kalian suruh merantau atau enggak? Mereka bilang wajib. Life skill lah bisa dibilang, yang menurutku enggak bisa diajarkan tanpa learning the hardway.