Free Write 5 Minutes: Pre-Plan

· 2 minute read

Aku kerja di software development. Cara kerja yang paling baru di industri ini serta aku dan tim juga menggunakannya adalah Scrum, salah satu metodenya namanya Sprint.

Jadi sprint ini intinya kita mengerjakan task yang sudah di tentukan di awal. Biasanya sprint ini ada timebox, biasanya 2 minggu. Selama 2 minggu itu ada goal yang harus dicapai, dan itu sudah di-plan sebelum Sprint itu dimulai. Planning nya itu disebut Sprint Planning

Tadi pagi sedang ada training tentang Scrum. Karena scrum adalah framework kerja yang bisa dibilang baru, banyak lembaga yang menawarkan training ke kantor-kantor untuk membantu mengaplikasikan Scrum ke dalam tim.

Secara general dibahas How Scrum Works. Bagaimana idealnya, bagaimana Scrum yang bagus, yang jelek, hambatan-hambatannya, dan lain-lain.

Pada sesi diskusi, ada topik yang menarik. Overwork. Sangat kontradiksi dengan metode Sprint, karena ada Sprint Planning. Tujuan Sprint Planning adalah menentukan 2 minggu kedepan, goal apa yang bisa dicapai, dan task apa aja yang akan dikerjakan untuk mencapai goal tersebut. Nah, goal dan task itu, diajukan PO, dan disepakatai oleh mayoritas developer. Kita sendiri.

Jadi kalau misal serasa task itu berat, kita bisa untuk menolak task atau fitur itu, dan akan ditunda untuk next sprint. Nah jadinya kita developer, bisa dong menentukan workload kita sendiri supaya enggak overwork. Tapi dikasus ini kenapa masih overwork?

Cukup aneh, aku juga kalau dipikir-pikir selama ini. Kita yang memutuskan, kita yang overwork, kita yang komplain. Jadi gini. Selama planning kita tidak mem-plan dengan benar, sehingga ketika sprint berjalan, ketika task itu beneran dikerjakan, ternyata task tersebut lebih sulit dan makan waktu yang lebih banyak. Tapi selama sprint itu, sejujurnya kita bisa aja enggak menyelesaikan sprint itu loh, ya task nya bakal carry over ke sprint berikutnya. Tapi kita sebagai pegawai tentu punya integritas dilubuk hati, semalas apapun. Apa yang sudah kita komit, rasanya harus diselesaikan. Dan akhirnya jadi begadang.

Solusinya sudah jelas, ketika sprint planning harus benar-benar tau, bobot dari task itu, supaya plan benar dan sprint berjalan sesuai rencana. Pre-planning

comments powered by Disqus