Kemarin ada berita ada influencer yang bilang kemiskinan adalah privilage. Aku enggak terlalu ngikutin, coba kita kembangkan dari sana. Kemiskinan bukan privilage. Tapi mungkin maksudnya gini.
Privilage yang kita tau selama ini biasanya networking dan kekayaan dari orang tua yang bisa dinikmati oleh anak. Tapi maksud kemiskinan itu adalah privilage itu, dengan miskin kita bisa merasakan kerasnya kehidupan sejak dini. Karena sudah terbiasa susah dari kecil, maka besarnya logika di film-film bakal jadi toleransi terhadap susah, stress itu udah tinggi banget. Hard times make great people. Tapi tentu enggak semua orang miskin bakal kayak gitu.
Orang dari keluarga miskin bisa kayak gitu, aku yakin ada outlier. Ada bapak atau ibu, yang rela berkorban demi anaknya bisa baca buku. Ada bapak atau ibu, yang nabung tiap hari supaya anaknya bisa mendapatkan pendidikan. Ada bapak dan ibu, walaupun miskin tetap mengajarkan anaknya life skill dan bayang-bayang opportunity masa depan. Itu, orang tua ataupun orang tua asuh memegang peran yang sangat besar terhadap masa depan anak.
Dan itu sangat minor. Perbedaan orang miskin dan orang yang mampu itu again, informasi. Dan untuk memberikan informasi ke anak dari keluarga miskin, kalau orang tua tidak bisa, harus ada 1 pahlawan dari orang luar yang bisa memberikan itu. Kalau enggak, menurutku garis kemiskinan akan lanjut terus ke generasi berikutnya.