Kalau aku tanya ke aku 10 tahun lalu, dia bakal gak nyangka kalau 10 tahun nanti dia bakal suka baca buku.
Aku memang pernah punya riwayat suka membaca, tapi untuk hiburan. Dulu aku memang suka baca komik waktu masih kecil. Setiap liburan semester pasti nyewa komik di tempat sewa. Waktu smp aku juga suka baca novel komedinya Raditya Dika.
Untuk belajar, dari sekolah sampe kuliah enggak pernah sekalipun aku milih membaca buku. Kuliah pun lebih suka belajar dari youtube dan tutorial tutorial interaktif lainnya.
Waktu itu tahun 2019, aku dikenalin Kindle Whitepaper sama teman waktu itu masih di jakarta. Langsung beli dan langsung isi buku non-fiksi. Ternyata membaca buku itu se-menyenangkan itu.
Apa yang sebenarnya enak dari membaca buku non-fiksi? Dapat informasi sih ya. Kita dapat informasi, dengan experience yang bisa membuat itu bisa mengubah hidup kita. Bisa karena informasi itu bener bagus dan langka, atau ditulis dengan bahasa yang kita suka, atau transformation story yang relate dengan kondisi kita atau banyak faktor lainnya.
Tentu saja aku mulai dari buku-buku non-fiksi, self development populer kayak Atomic Habit, 4 hour work week, buku-bukunya Basecamp dan buku populer lainnya.
Aku sempet baca di internet juga kalau membaca dapat mengurangi stress. Aku pernah nyoba, ketika lagi stress instead main game, aku coba membaca buku. Dan works. Mungkin karena otak kita sibuk bekerja “baca dalam hati”, dan tidak ada ruang untuk stress disana.
Aku saranin kalau kalian mau coba hal baru, cobain membaca buku.