Waktu kuliah, ada mata kuliah yang diperebutkan waktu minggu-minggu milih matkul. Tapi ketika 1-2 minggu pertama perkuliahan, hampir 80% mahasiswanya cabut, tidak jadi mengambil matkul itu. Aku termasuk ke 20% mahasiswa yang stay. Ini terjadi di 2 semester, dan aku menyesal.
Aku mikir lagi kenapa kemarin aku gak cabut, ngikut temen-temen mahasiwa yang lain. Alasannya bukan karena memang minat ke matkul tersebut, tapi lebih ke emosional. Aku sok-sok ingin jadi yang unik diantara yang lain, mayoritas cabut, aku enggak. Lesson learn, bad choice.
Mungkin karena kemarin masih idealis, jika sudah milih A, harus berpendirian teguh tetap A sampai akhir. Kalau sudah ber-statement X, harus konsisten beropini X. Idealis sama keras kepala memang beda tipis.
Tapi di jaman sekarang yang aku sadari adalah, kita tidak apa-apa untuk mengubah pandangan kita terhadap sesuatu ketika kita mendapatkan informasi terbaru terhadap hal tersebut. Kadang-kadang itu dibilang menelan ludah sendiri. Tapi kalau dipikir-pikir, dunia terus berubah, walaupun jaman sekarang informasi cukup mudah didapatkan namun tetap tidak akan datang tanpa kita cari.
Ada dua cara untuk berhadapan masyarakan ketika kita mengubah pandangan kita.
- Diam saja, pura-pura bego (kalau gak ada jejak digitalnya) biarkan waktu membantu masyarakat lupa
- Jujur, kasi tau kita mengubah pandangan dengan alasan yang sebenarnya