Aku udah sempat nulis kalau aku suka membaca. Aku belum merasakan kalau membaca buku, buku non-fiksi itu life changing banget buat hidupku, karena baca buku juga masih dikit-dikit. Tapi yang aku rasakan adalah membaca bisa bikin membuka pikiran, pikiran yang terbuka pikiran bisa mendatangkan opportunity lebih banyak.
Membaca buku, again konteksnya non fiksi, sebenarnya kita dapat informasi. Informasi banyak di internet, tapi ya ini informasi yang tidak didapatkan di internet. Informasinya ini unik. Kadang kita baca buku pertama kali, enggak ngerti. Baca kedua kali ngerti dikit. Terus baca di kondisi tertentu baru ngerti. Itu menurutku uniknya. Informasi di buku, di relate-kan dengan kondisi dan persepektif kita menjadi sort of remix-original kita dari informasi di topik tertentu.
Membaca buku, ada buku yang gampang dimengerti, ada yang susah. Biasanya karena bahasanya, bahasa inggris yang tidak umum lah yang bikin aku kesusahan. Menurutku ini cuma masalah jam terbang.
Membaca for the sake of membaca, jadi supaya bukunya habis menurutku sedikit rugi, karena terkadang informasi pentingnya lewat karena enggak bisa di skimming. Makanya aku kurang suka dengan audio book, apalagi audio summary book. Karena bukan disana asyiknya.
Membaca kenapa tidak banyak orang suka, ya karena membaca pada dasarnya bukan entertainment. Social media, Youtube, Game itu basicnya entertainment. Waktu luang orang-orang lebih kesana. Sekarang bikin membaca buku itu entertainment, baru habit bisa kebentuk.
Mengingat kembali isi buku yang dibaca, cara paling manjur di dokumentasikan part-part yang menurut kita penting di docs apps atau dimana. Kalau kamu merasa mencatat highlight buku itu merepotkan dan tidak mengasyikan, dibikin asyik. Contohnya review hasil highlight itu di sosial media.
Aku punya kindle, recommended buat membaca buku. Ringan, batre kuat bulanan, dan experience mata hampir seperti baca buku beneran. Walaupun experience baca buku beneran masih jauh lebih asyik.