Free Write 5 Minutes: Tentang Pertukangan

· 2 minute read

Kemarin malam atap kamarku bocor sekitar jam 3 pagi-an. Akibatnya aku ngungsi tidur dikamar sebelah yang lagi kosong. Besok paginya ternyata aku intip ada genteng yang pecah, bikin air masuk kelangit langit dan bocor melewati atap. Tapi aku gak bisa memperbaikinya. Skill pertukangan ku hampir 0. Pertukangan is hard.

Kerjaan bapak rumah tangga ini sering disepelekan. Kalau aku simpulkan dari cerita-cerita, anak muda di kota sekarang ini sudah sedikit sekali yang bisa nukang. Biasanya kalau nukang-nukang gini minta tolong tetangga, dan tetangganya pasti yang bantu adalah bapak-bapak. Kalau diliat dari patternnya, kalau bapaknya bisa nukang kemungkinan besar anaknya juga bisa nukang. Tapi itu tidak selalu, bergantung kepada seperapa sering anaknya diajak terlibat selama pertukangan.

Pertukangan menurutku skill wajib yang harus kita punya, kayak mengendarai mobil. Cowok/cewek wajib cukup bisa aja. Tapi sesuai yang kubilang ilmu pertukangan jarang diturunkan ke anak-anak kota. Jadi selama ini kalau ada kerjaan nukang yang harus dikerjakan, selalu minta tolong kalau sudah buntu banget baru nukang menggunakan insting.

Kalau diliat lebih jauh, skill nukang yang mulai hilang ini mulai mungkin ada hubungannya dengan berkembangan teknologi. Dimana dunia sekarang, kita lebih dimudahkan untuk beli baru daripada memperbaiki. Lebih dimudahkan maksudnya, tenaga teknis yang memperbaiki tidak ada, dan harga untuk memperbaiki bersaing tipis dengan beli baru sehingga jika ditambah dengan waktu beli baru jauh lebih menguntungkan.

Dan benar saja, kamarku sampai sekarang masih bocor. Mungkin 1-2 hari lagi ngungsi sampe bapak balik kerumah dari luar kota. Kalau ada kursus nukang, kayaknya boleh tuh.

comments powered by Disqus