You are what you eat. Pernah denger kalimat ini gak? Biasanya ini dijadiin jokes. Misal lagi makan babi, langsung kita dibilang mirip babi. Tapi maksudnya kayaknya bukan itu.
Kamu apa yang kamu makan, lebih tepatnya you are what you consume. Perilaku dan pemikirianmu terpengaruh dari konten yang kamu consume.
Konten bisa digital non digital, kalau non digital yaa buku, atau newspaper. Kalo digital ya konten digital yang kita tau artikel video audio, tv juga boleh.
Tapi apakah kalau kita nonton youtube males-malesan itu kita tetap “terpengaruh” oleh itu? Menurutku terpengaruh, pernah gak kamu liat anak-anak jaman sekarang, yang suka teriak-teriak kata-kata yang gak kita ngerti maksudnya? Ya itu mereka pasti dapet dari video yang mereka tonton.
Tapi dari jaman dulu juga gitu kok. Waktu kecil kita gak dibolehin untuk nonton tv berlebihan. Karena tayangan tv kayak sinetron, lumayan banyak tindakan kriminalnya kayak menculik, dan kekerasannya kayak berkelahi memukul dll. Atas itu dibuatlah lembaga penjaga tayangan tv. Ya, apa yang kita consume itu mempengaruhi kita sudah sejak dulu kok, dan orang tua itu tau.
Jadi gimana kalau mau kehidupan dan masa depan kita bisa better? Sederhanya sih kalau dari kesimpulan diatas yaa kita harus mengkonsumsi konten, apa yang orang sukses konsumsi. Jadi gimana kita tau konten apa yang orang sukses konsumsi? Cari tau di sosial medianya dia, dm twitter/instagram tanyain. Tapi tentu gak mesti kayak gitu.