“Bulan ini aku minus nok”, cerita ke mbak pacar tentang keuangan.
Memang tidak minus secara harfiah. tapi dibandingan bulan lalu dan bulan-bulan sebelumnya, banyak reimburse yang mesti dilakukan sehingga, beberapa income intermittent yang aku anggap sebagai permanen (Gak dapet bonus akhir tahun hiks), dan hal budget expense tidak sesuai dengan prediksi yang sudah-sudah mempengaruhi itu.
“Kalo kamu cerita gitu ke orang yang beneran minus, di gaplok kamu”, balesnya.
Akhir-akhir ini memang aku sering merasa kurang, mungkin karena sudah mau menuju ke jenjang hidup selanjutnya, dan memang secara realita banyak pengeluaran yang harus dilakukan. Dan cara untuk menggapai itu adalah menabung sedari dini. Untuk sekarang 60% income masih bisa aku tabung. Jadi karena masih belum ada tanggungan selain diri sendiri, aku maksimalkan untuk menghadapi masa depan yang selalu di fear-monger di sosial media.
Mentalitas kekurangan ini sebenarnya tidak baik. Scarcity mindset istilahnya. Kayaknya aku udah pernah nulis deh. Apabila kita beneran merasa kekurangan, kita akan beneran kekurangan terus. Secara realita atau secara pikiran yang lama-lama menjadi realita.
Aku merasa menghabiskan uang ketika kuliah, jauh lebih tidak berpikir.Tetap strategis. Karena bekal orang tua tidak banyak, dan tidak sedikit. Tapi, jauh lebih sering foya-foya, lebih sering nraktir setiap ada sedikit hal yang bisa “dirayakan”, sepatu, dll.
Sekarang, dengan kondisi finansial yang berkali-kali lipat, entah kenapa sangat sulit untuk melakukan itu. Aku bukan mau kembali untuk berfoya-foya, Secara realita itu tidak baik untuk ekonomi, tapi mindsetnya yang mau aku ambil kembali. Abundance mindset. Rasanya sensasinya.
Ketika kita berkelimpahan, kita akan beneran diberikan berkelimpahan. Scarcity vs Abundance. Aku percaya dua kubu itu, karena aku percaya makanya itu akan terjadi betul.
Makanya dibeberapa momen aku seringkali memelintir perkataanku tentang “kekurangan” ini.
“Lagi gak ada duit nok”, diubah jadi “budget lagi dialokasikan untuk yang lain”. Sesimple gak mau bilang “gak punya duit”, karena nanti beneran gak punya.