Aku percaya pengalaman adalah guru yang terbaik. Memang bukan guru yang efisien. Banyak hal yang mungkin dikeluarkan,mdikorbankan untuk diraih, tapi aku percaya ilmunya akan paling menyerap dan long lasting.
Naif adalah sebuah sifat yang paling sering diungkapkan apabila seseorang itu berada dikonsisi terlalu lugu, terlalu bodoh, untuk dimanfaatkan oleh sekitar atau dunia. Terlalu mudah dibohongi, oleh orang lain, atau bahkan diri sendiri. Secara umum naif itu seperti itu. Tapi Naif itu terjadi karena seseorang itu kurang berpengalaman tentang bagaimana dunia ini bekerja.
Kita harus pernah naif dulu, supaya merasakan bagaimana tingkah laku kita yang lugu dan polos itu merugikan kita, dan membuat jiwa dan raga ini terkikis. Ingat sensasi itu, dan jadikan pelajaran agar bisa bertahan di kerasnya dunia ini.
Hal simple yang paling sering terjadi adalah, memberikan sesuatu yang kita miliki, perhatian, kekayaan, waktu kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat memberikan hal itu juga, mungkin tidak sepadan, tapi ada, ketika kita membutuhkannya. Dan tentu saja itu tidak bekerja seperti itu.
Aku seminggu kemarin lagi suka nonton reality show korea namanya “The Devil’s Plan”. Mirip Big Brother, dimana belasan orang dikarantina disatu tempat, dan bermain game, dan saling mengeliminiasi. Gamenya itu dibikin sedemikian rupa jika ingin menang, maka harus menjatuhkan orang lain, harus berkhianat.
Dan walaupun belum sampai tamat, (saat ini episode 6). Yang tereliminasi sudah ketahuan, yang naif, yang terlalu percaya, yang terlalu mementingkan janji diatas kemenangan. Karakter favoritku sudah gugur dan, padahal ia memiliki potensi, tapi ketika game terakhirnya, aku melihat dia melakukan kenaifan seperti itu.
Aku bisa melihat acara itu merepresentasikan dunia. Kompetensi memang bisa membawa kita jauh, tapi relasi dan manipulasi bisa membawa kita lebih jauh. Yang pertama akan ketinggalan dari yang kedua. Sedih memang dunia kayak gitu, tapi bukan aku yang bikin aturannya.
Kita bisa belajar bagaimana kisah-kisah kerajaan jaman dulu, mendapatkan kekuasaan, bagaimana kudeta, bagaimana perebutan kekuasaan antar kandidat mahkota, dunia seperti itu, dan well kalian harusnya tidak kaget bahwa di jaman modern ini, walaupun bentuknya berbeda yang seperti itu masih sering sekali terjadi.
Jadi kesimpulan dari tulisan ini: Harus Naif setelah itu jangan naif.