Sebenarnya judi udah ada ada jauh-jauh banget. Sebelum kita lahir, sebelum nenek kakek kita lahir, dan bentuknya pun berbagai macam.
Kita semua suka judi, dan kita semua sangat mungkin terperangkap oleh judi. Isaac Newton, seorang legenda, dan seorang bapak logika pun pernah boncos ketipu investasi bodong South Sea Shares:
https://www.theatlantic.com/ideas/archive/2020/08/even-geniuses-make-bad-investors/615592/
Aku pun pernah seperti itu, waktu itu di crypto. Aku sepertinya nulis beberapa kali itu, nanti akan ditautkan kalau ketemu.
Judi itu banyak macemnya. Yang sebenarnya bikin judi menjadi menarik adalah karena kita diberikan hopium, atau imajinasi dengan sedikit effort bisa mendapatkan hasil yang sangat melimpah, dan life changing. Yang bikin menambah keyakinan itu, memang ada orang yang beneran bisa jadi. Padahal either dia itu menggunakan hoki seumur hidup, atau pion bandar.
Sesuai intro diatas, judi itu udah ada dari dulu banget. Tapi kenapa baru sekarang, semenjak ada judi online baru kasus kasus mulai bermunculan?
Distribusi. Dan, semakin banyak orang yang terjebak di judi karena mayoritas orang tidak sepintar itu. Orang pinter aja kena gitu kan ya.
Tadi banyak beredar data di tiktok ketika aku scroll tiktok malam. Tahun ini, ada 200 triliyun duit pemain yang ludes karena judi online. Indonesia lagi-lagi menjadi menduduki peringat teratas, sayangnya kali ini menjadi peringkat nomor satu dari pemain judi online terbanyak se asia tenggara. Dengan total hampir ada 200.000 ribu user yang main judi online.
Gila men. 200 Triliyun itu tentu saja angka yang sangat fantastis. Hampir 20x laba pertahun kantorku. 20 tahun, kantor segede ini, bisa didapat belum genap setahun sama bandar judi online.
Judi ini sudah ada sejak kecil. Akupun suka. Kalau dulu ada game dingdong. Masukin koin 100, bisa dapat chance untuk dapet 500 atau 1000. Main game bayar seribu sama abang-abangan ongek-ongek depan sekolah, bisa change untuk mendapatkan mainan beyblade sama yoyo. Yang ternyata gamenya itu sudah dibikin sedemikian rupa supaya tidak ada yang menang. At least cuma abangnya yang mengatur siapa yang bisa menang.
Kasino, kalau main game slot fisik, yang mesti mainin 7 7 7 itu juga udah di alter supaya bisa pemainnya menjadi addict, dengan segala hopim hopium, near-win-big yang di berikan mesin itu.
Tidak jauh berbeda dengan judi online. Apalagi judi online yang transparansinya sangat tidak bisa dilihat. Tentu saja duitmu ya duitmu. Mau dipake buat apa bukan urusan kita.
Tapi yang miris sebenarnya adalah, orang-orang menggunakan duit yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, tapi dipakai untuk berjudi demi mendapatkan duit untuk memenuhi kebutuhan tersier. Yang akhirnya kedua-duanya tidak dapat.
200.000 orang indonesia yang main judi online. Kalau sekarang ada 280 juta orang, berarti hampir 0.8% orang di indonesia main judi. Dari 120 orang, ada 1 yang main judi online.
Di circleku, syukurnya aku tidak mendapati ada yang main judol. Tapi apabila di sekelilingmu ada yang bermain, dinasehati, lalu setelah itu urusannya dia. Apabila itu benar-benar orang terdekat, berikan pengawasan extra karena tingkahnya itu bisa menyeret kita juga. Bisa merugikan kita. Bukan salahmu, tapi suatu hal yang merugikan kita walaupun bukan salah kita, kita patut untuk berusaha mengubah
Berdasarkan pengalaman, orang baru bisa berhenti untuk main judi apabila, dia sudah pernah menang besar, dan akhirnya juga sudah rugi yang lebih besar. Kata-kata orang beginner’s luck. Yang lucknya cuma di awal-awal aja, sisanya boncos
Tapi apabila hal tersebut tidak menjadi pelajaran juga buat dia, biasanya satu hal terakhir yang bikin sadar adalah adanya tujuan keuangan. Compound interest mengalahkan iming iming menang besar. Dan secara fakta, compound interest akan selalu menang.
Aku yang sekarang sudah dari dulu sadar bahwa judi itu buruk dan patut dihindari. Tapi kalau aku pikir-pikir, mengapa aku bisa memiliki pemikiran dan pemahaman yang seperti itu? Aku juga tidak ingat. Apa didikan orang tua yang baik? Lingkungan sekitar yang mendukung? Agama? Mungkin kombinasi kedua itu. Tapi melihat fenomena sekarang, aku mesti cari tau apa yang bikin aku sadar, untuk anak dan cucu nanti.
Hindari judi, hindari coba-coba judi.