I write for myself

· 1 minute read

Aku udah nulis beberapa tips, dari experience pribadi, dan apa yang aku baca. Mostly belum aku aplikasikan, maksudnya aku belum nyobain, tapi aku udah nulis. Tapi gapapa, aku selalu siap buat ngeshare, walaupun belum pernah nyoba, belum punya eksternal sukses. I write for myself.

Ada beberapa tips dan trick, how to, yang ada disini yang seems like bullshit, sangat klise, ada yang sangat tidak spesifik, dan tentu ada yang aplikatif. Aku coba cerita gimana aku mengaplikasikan “be present” untuk beberapa momen overthinking.

Ada di beberapa momen kita merasa pusing sendiri karena kita kepikiran result dari momen atau decision yang kita lakukan. What if this, what if that lah.

Aku pernah beberapa kali di ketemu momen “Gimana kalau aku ngomong x, nanti mereka jadi menjauhi aku”, Gimana kalau tidak aku tolongin, mereka tidak suka sama aku”.

Ujung-ujungnya bikin sakit kepala. Pas ada dikondisi ini dan aku lagi sadar, aku coba aplikasikan be present. Dan itu di beberapa kesempatan works pretty fine. Dan kerjanya tuh langsung cepat, kayak habis disuntik carian penambah mood.

Apa yang aku lakukan, itu aja yang dipikirkan. Apapun resultnya, bisa dipikirkan belakangan. Sekarang ya sekarang, nanti ya nanti. I have to remember this trick.

comments powered by Disqus