Apa yang kamu rasakan apabila ada orang yang suka ngasi advice, tapi malah hidupnya dia berantakan. Jangan berantakan dah, dia tidak bisa menjadi bukti advice itu works? Alias, dia tidak menerapkan advice yang dia kasi tau ke orang lain. Menurutku reaksi default kita adalah:
Kita jadi males sama orangnya, dan merasa apa yang dia katakan itu omdo, bullshit, bacot.
Kenapa ketidakmampuan dia untuk mengeksekusi advice itu, malah bepengaruh kepada kredibilitas advice yang diberikan oleh dia? Simple, karena orang melihat experience. Coba kita contoh ada advice seperti ini:
“Cardio yang belebihan tidak baik untuk pertumbuhan masa otot”
Kalau aktornya adalah Aku atau Ade Rai, siapa yang lebih kalian percaya? 100% akan jawab Ade Rai. Kalau aktornya Ade Rai atau Presiden? Kemungkinan besar juga Ade Rai. Kenapa bukan aku? Karena aku tidak se-experience Ade Rai. Kenapa Ade Rai? Sesimple karena dia sudah experience dihal ini, dan eksternal suksesnya dia sudah terlihat, dia binaragawan, dia berotot, dia punya gym sendiri. Kenapa gak presiden? Ya karena untuk menjadi presiden gak perlu berotot, dikonteks ini presiden kemungkinan tidak memiliki eksternal sukses.
Berarti, apakah orang yang gagal untuk mengeksekusi suatu advice atau inexperience tidak berhak untuk ngeshare advice itu ke orang lain? Enggak. Kita masih bisa share, asalah delivery kita tepat. Dengan delivery yang humble, serta tidak overclaim advice itu menurutku itu sudah cukup. Inability to execute != inability to share. Jangan sampai pengalaman yang kurang, serta kegagalan eksekusi menjadi halangan kita untuk ngeshare sesuatu yang kemungkinan berguna untuk orang lain.