Intellectual Masturbation

· 2 minute read

Aku mau nulis tentang ini, turn out aku malah udah pernah nulis tentang ini. Sudah 80% tercover malah. Tulisannya ada disini:

Consume self-dev content

Intellectual masturbation, mind masturbation intinya mengkonsumi untuk mengetahui, tapi tidak pernah melakukan implementasi dari ilmu itu. Coba kita cover case-nya dari sumber informasinya:

  1. Webinar Membeli webinar, membeli course online, atau membeli sesuatu info product atau knowledge product yang lain lah. Kalau membeli doang, tapi gak pernah dibaca itu malah lebih mundur, membeli for the sake of dopamine hit. Kita cuma suka bagian “membeli”-nya aja. Kalau beli terus dihabiskan, tapi knowledge yang kita dapatkan tidak pernah diimplementasikan di kehidupan nyata, membuat hidup kita lebih baik, itu intellectual masturbate.
  2. Artikel Internet Surfing internet untuk baca artikel di blog atau sosial media terkesan produktif, sebenarnya itu kebanyakan leisure time, alias untuk hiburan mengisi waktu luang. Pencarian informasi sama, dilakukan untuk for the sake of dapet informasi. Surf di internet itu gak bakalan ada habisnya, kita bakal terus terpapar oleh informasi baru, yang ingin kita dapatkan. Informasi baru terus berdatangan, memuaskan otak kita. Dan akhirnya menggunakan banyak waktu kita. Ditambah tanpa implementasi dari situ, wasting time. Intellectual masturbate.
  3. Membaca Buku Buku itu root source of information. Buku biasanya membahas detail sebuah topik, sehingga dengan membaca satu buku saja, kita sudah merasa mendapatkan skill atau mindset. Berlomba-lomba untuk memembaca 1 buku 1 minggu untuk dipamer di sosmed. Padahal tanpa implementasi, itu juga intellectual masturbation.

Apa sebenarnya yang bikin kita males melakukan aksi? Effort mengkonsumsi lebih mudah daripada effort implementasi. Ada risetnya apa yang kita pelajari kalau tidak diulang baca atau dipraktekan dalam 30 hari, dia cuma sisa 0.x% aja ilmu yang nyantol di otak kita. Bukannya itu sama aja wasting time? Membaca, webinar terkesan produktif, terkesan belajar. Tapi yang nyantol cuma seupil.

Apa yang bisa kita lakukan? Dikit konsumsi , perbanyak implementasi. Batasi jumlah konsumsi, sebelum ilmu yang dipelajari sebelumnya sudah diimplementasi. Kalau sudah, baru lanjut konsum yang lain.

comments powered by Disqus