Aku beberapa kali berada di kondisi dimana ada kerabat atau kerabatnya kerabat ingin buat sesuatu mostly terkait tentang tech, automation, web. Dan biasanya karena pingin bantu tapi supaya dari aku no effort juga aku kasi tau cara-cara dan tutorial yang bisa kutemukan di internet untuk menyelesaikan masalah mereka. Seringkali yang kukasi itu beneran mudah, dan tinggal diikutin aja, dan dia bisa menapatkan apa yang kalian inginkan dengan free. Tapi hampir 90% orang itu gak mau ribet dan rela bayar supaya selesai.
Terkadang kita menilai kecil skill kita. Skill kita yang bikin kerjaan itu mudah dikerjakan dan akhirnya kita mengecilkannya. Padahal tentu untuk orang lain itu enggak. Dan mereka rela memberikan insentif agar mau dibantu menyelesaikan masalahnya.
Jangan membuang kesempatan ini. Kalau kalian mau bantu dia, jangan bantu dengan memberikan list of tutorial untuk cara mensolve problem. Bantu solve beneran, dan merekapun rela untuk memberikan insentif. Win win
Nah sekarang case dua, seberapa insentif yang diberikan baiknya. Biasanya di setiap industri udah ada cara untuk menghitung upah berdasarkan teknik-teknik di masing-masing domain. Tapi untuk membahas supaya general, aku biasanya pakai patokan rate per hour.
Anggaplah kerjaan fulltime mu itu 10 juta/bulan. Kalau per jam nya sebenarnya kamu dibayar berapa sih? 10 juta / 20 hari kerja = 500rb /hari 500rb / 8 jam = 62.500 rb/jam
Nah sekarang, tinggal kita estimasikan seberapa lama jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah itu. Untuk mengestimasikan jam ini sebenarnya butuh jam terbang. Semakin sering kalian menyelesaikan masalah yang cukup relevan, maka kalian akan semakin tepat mengestimasikannya.
Nah bagaimana kalau estimasi upah yang kita berikan itu overbudget? Kalau kalian memang enggak pingin banget, yaudah tinggal dilepas. Tapi kalau kalian tetep ingin dapet, yang bisa dilakukan adalah kurangi fitur yang bisa dikurangi, kurangi kualias yang bisa dikurangi hingga cocok dibudget.
Case ketiga realisasi. Aku fans ke frasa “Underpromise and Overdeliver. Jadi aku biasanya memberikan buffer terhadap kualitas, dan waktu penyelesaian. Tapi dalam realisasinya aku menyelesaikan itu dengan lebih cepat, dan kualitas yang lebih baik. Ini menurutku trik ampuh untuk memberikan kepuasan ke orang yang sudah membayar jasa kita. Kalau beneran molor, ekspektasi juga tidak berubah. Win win.