Kan

· 1 minute read

Kamu sedang berada di sebuah pilihan. Minta advice ke orang terdekat. Kamu lagi sedang di kondisi kerja kantoran aman, tapi mau merintis bisnis yang lebih risky. Orang itu bilang: “Udah gak usah pindah, awas menyesal” Tapi kamu tetap memiliki Berbisnis.

Fast forward, 2 tahun kemudian. Bisnismu gagal. Orang terdekat itu bilang ke anda.

KAN, [insert supporting text here].

Kalimat itu serius ngeselin. Karena itu adalah kalimat yang tidak adil. Ibaratnya gini. Mau bisnismu gagal 2 tahun lagi, atau 15 tahun lagi. Mereka akan tetap memiliki kesempatan untuk bilang: KAN.

Itu adalah semacam response default orang yang sering menggunakan egonya untuk berinteraksi. Karena orang gak suka dianggap salah.

But sometimes, KAN itu lebih powerful dari sebuah kata-kata. Mendengar itu dimomen yang tidak tepat bisa membuat kita mempertanyakan keputusan yang dibuat dimasa lampau dan menyesalinya dan bisa membuat kita jadi tidak mau untuk mencoba lagi.

Kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain mau katakan, tapi kita bisa mengotrol response kita. Kalau kalian goyah atau takut karena bakal di-KAN-in, jadikan itu sebagai pembelajaran bahwa diri belum kuat, dan berusaha untuk menjadi lebih kuat. Tapi tentu saja gak ada salahnya buat bilang ke orangnya kalau kalian gak suka di-KAN-in.

Jangan menjadi takut taking risk karena takut di-KAN-in oleh orang terdekat.

comments powered by Disqus