Ketika obrolan itu penting. Penting dalam artian keluaran dari obrolan itu bisa menentukan keputusan yang irreversible. Semakin penting isi obrolan, semakin wajib untuk bertemu. Karena obrolan itu tidak cuma verbal, tapi ada juga yang non verbal yang gak kalah penting daripada verbal. Raut wajah, suara, gerak gerik, itu lebih banyak daripada ucapannya saja. Makanya kalau obrolan itu penting, perhatikan juga itu. Cara untuk memperhatikan? Ya bertemu.
Tapi banyak juga ketika suatu obrolan, yang dimana obrolan tersebut tidak bisa anggotanya mengutarakan secara bebas, pertemuan itu kurang baik. Solusinya biasanya disediakannya fitur anonymous. Ibarat twitter tapi pake second account. Berpendapat, debat secara anonim karena itu ampuh bikin bisa ngobrol unfiltered tanpa takut atas konsekuensi yang sebenarnya bukan konsekuensi secara umum. Terkesan seperti penakut atau pecundang, tapi sebenarnya works ini di society.
Drawback adalah banyak noise. Kita harus benar memfilter ucapan anonymus yang memang ingin bergerak berdiskusi, atau cuma trashtalk muasin ego.
Anonymous communication biasanya dibutuhkan ketika berada disebuah lingkungan yang, isi pendapat berpengaruh terhadap jabatan. Isi pendapat kayak tai tapi jabatan tinggi lebih dihargai daripada isi pendapat yang briliant tapi jabatan rendah. Anonymus menghapus pengaruh status dari lingkungan itu.
Tapi selain itu, bertemulah, kalau itu beneran penting most of the time tidak akan sia-sia.