Keberanian adalah bukan ketiadaan atas ketakutan. Keberanian itu adanya ketakutan tapi tetap dilakukan. Aku sekarang merasa kita harus sering terekspose momen momen keberanian karena setiap keberanian yang dilakukan bisa menjadi salah satu building block untuk berkembang, karena apabila ada takut, ada ruang untuk tumbuh.
Aku sering bilang kepada orang-orang, apabila deg degan, itu berarti tanda excited. Tapi deg degan itu sebenarnya bentuk lain dari ketakutan, tapi mesti tetap dilakukan. Ada elemen keharusan disana,
Kita mesti sering keekspose oleh momen momen ini. Karena momen ini menadi salah satu sinyal untuk mencari celah kekurangan kita.
Dan tentu saja, apabila ketemu momen ketakutan seperti itu, dan kita berani melewati dan menjalankan, kebaikan akan mengikuti dibelakangannya. Most of it. Makanya dengan bekal seperti itu, mungkin kita bisa, memiliki alasan, memiliki sedikit dorongan untuk melakukan keberanian.
Ini mantraku: Kalau aku takut, berarti itu harus di lakukan. Kalau tegang, deg degan, berarti excited. Sulit? Tentu saja sulit, karena by nature kita memang di design untuk menghindari marabahaya. Tubuh memberikan sinyal ketakutan ke kita karena itu adalah sinyal atas sesuatu yang tidak menentu. Dan ketidaktahuan, pada jaman dahulu kala, sama dengan menggali lubang sendiri.
Sedikit sama tapi dengan scope yang lebih fokus aku sebenarnya sudah pernah membahas disini:
Tapi tetap tentu saja filter-filter kegiatan yang memang bisa mengancam nyawa. Apabila taruhan keberanian itu nyawa, dan, ada chance besar profesional untuk turun tangan di menangani kondisi itu, aku sarankan untuk berpikir berkali kali untuk bertindak.