Kegiatan terakhir

· 2 minute read

Waktu aku kecil, setiap aku nyebrang ibuku bakal megang erat tanganku. Alasannya sepertinya safety karena memang aku ngeliat kan anak2 suka lari-lari langsung gak liat kanan kiri. Lucunya adalah kebiasaan itu masih sering dilakukan, pada saat ini ke aku udah jadi grown ass man kayak gini.

Minggu lalu aku flu berat. Seperti biasa bapak nawarin untuk mijetin aku. Pijetan bapak memang mantap. Besoknya langsung sembuh.

Pertanyaannya sampai kapan kegiatan itu bakal bisa didapatkan? Kita sebagai manusia sering melihat bahwa hal-hal kebiasaan atau event rutin bisa terjadi sampai kapanpun. Padahal faktanya tentu saja tidak. Di beberapa kesempatan, sebenarnya kita tau itu.

Kemarin senin mobil picanto dijual sama bapak karena enggak pernah dipakai. Malah jadi rusak karena enggak pernah dipakai diem terus digarasi jadi dijual aja. Beberapa menit sebelum mobilnya diambil datang lagi flashback-flashback dari momen yang kulalui dengan mobil picanto. Langsung aku ke garase dan memutuskan untuk mengabadikan foto mobil itu di gallery karena entah kenapa aku bakal menyesal kalau tidak melakukannya.

Kenapa di momen ini aku tau kalau beberapa momen tidak akan terjadi lagi? Karena ini obvious, sebuah momen besar. Perbedaan yang tadi, itu adalah momen kecil yang kita sering take it for granted dan akan menyesal seketika momen itu tidak kita bisa dapatkan lagi karena tidak bisa mengapresiasi dulu.

Aku gak pernah makan keluar lagi bareng keluarga, karena sekarang kalau mau makan enak tinggal ngegofood aja. Tapi kalau ada momen makan keluar dan perlu menyebrang jalan, instead di genggam, aku yang akan menggenggam tangan ibuku erat.

comments powered by Disqus