Kehilangan dan waktu

· 2 minute read

Semakin kesini aku semakin yakin, yang pasti itu adalah dimana ketika kita menghembuskan nafas terakhir. Kematian itu akan sering terjadi, menakutkan tapi itu hal yang paling pasti. Diseluruh penjuru dunia setiap hari pasti ada. Seperti ketika kita baru belajar nyetir, kita takut akan jalan raya dan keramaian, tapi bisa dilihat seberapa banyak mobil dan orang yang bisa mengendarai mobil.

Kita memang merenung atas kehilangan, tapi sebenarnya pengalamannya itu bervariasi terhadap setiap orang. Kita mungkin akan sedih dan menangis ketika orang terdekat kita telah tiada. Tapi apabula orang yang tidak ada hubungannya dengan kita meninggal, kita mungkin tidak akan merasa.

Yang membuat itu berbeda adalah momen bersama orang tersebut. Semakin banyak momen menyenangkan dengan orang tersebut, semakin dalam juga luka yang kita miliki ketika kita kehilanganya.

Semakin ada momen, semakin dalam lukanya. Setiap hari akan sakit, lalu seminggu sekali sakitnya, lalu sebulan sekali, dan akhirnya sembuh. Walaupun bekasnya akan tetap ada. Waktu ingin kita tetap “hidup”.

Kemarin adalah upacara pengabenan omku. Ketika aku ngelihat omku untuk terakhir kali, sekelibat aku melihat flashback momen-momen bersama. Sering diajak jalan-jalan acara kantornya dia waktu masih kecil, dan momen-momen lainnya. Akhirnya air mata yang mengingatkanku atas momen momen yang tidak bisa didapatkan kembali.

Aku tau momen atas kehilangan orang terdekat akan semakin sering terjadi, aku harus terbiasa, tapi disisi lain aku gak mau terbiasa. Biarkan luka ini menjadi bukti bahwa aku pernah memiliki momen baik bersama orang itu, karena aku tau waktu akan mengobatinya.

Rest In Peace Om Putu ⭐

comments powered by Disqus